BUMDes Wargakerta Sukses Kembangkan Sayap Unit Usaha, PADes di Tahun 2020 Lalu Capai Rp 100 Juta

- 17 Oktober 2021, 20:54 WIB
Salah satu unit usaha BUMDes Wargakerta Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya yakni dalam pembudidayaan maggot sebagai kebutuhan pakan ternak dan mengurai sampah organik.*
Salah satu unit usaha BUMDes Wargakerta Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya yakni dalam pembudidayaan maggot sebagai kebutuhan pakan ternak dan mengurai sampah organik.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Berawal dari budidaya belatung lalat tentara hitam (black soldier fly) atau yang disebut maggot, maka BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Wargakerta Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, berhasil mengepakan sayap usaha hingga kebeberapa bidang lainya. Hal itu seperti usaha sektor perikanan, peternakan ayam petelur dan BUMDes Mart.

Tidak heran, jika BUMDes Wargakerta ini kini tengah menjadi sorotan Desa-desa lainnya di Kabupaten Tasikmalaya. Selain dinilai maju, BUMDes Wargakerta juga dinilai berhasil menjalankan usahanya hingga mampu menghasilkan PADes lebih Rp 100 juta di tahun 2020 kemarin.

Kepala Desa Wargakerta, Nurul Muhtadin, didampingi Kasi Pemerintahan, Nandi Rustandi, menjelaskan, jika rencana pembentukan BUMDes didesanya sudah dimulai sejak 2015 lalu, namun baru tercetus di 2018. Dimana kala itu, terpilihlah Aditia Abdilah sebagai Direktur BUMDes Wargakerta. Ditangan dingin jebolan UNPAD ini, maka hingga kini jalannya BUMDes bisa berjalan dengan baik.

"Kala itu, dengan meminta bantuan LPM dari Unpad Bandung untuk melakukan penelitian potensi desa. Sejumlah profesor terlihat dan hasilnya, ada beberapa potensi desa yang bisa dikembangkan. Yakni peternakan, perikanan dan pertanian," jelas Nurul.

Baca Juga: Peredaran Obat Terlarang di Garut Libatkan Ibu Rumah Tangga, Mirisnya Lagi Penggunanya Anak di Bawah Umur

Pada tahap pertama, maka BUMDes Wargakerta melakukan terobosan dengan membudidayakan maggot. Dimana hal ini diambil sebagai salah satu solusi mengurai permasalahan sampah organik rumah tangga yang dihasilkan masyarakat. Meski pun hal ini harus sejalan dengan pola pemilahan sampah di setiap rumah warga.

Setiap harinya, tidak kurang dari 25 kg maggot dihasilkan dari unit ini dengan harga jual Rp 8.000 per kg kepada masyarakat luar dan Rp 7.000 per kg ke warga desa Wargakerta. Pemintaan maggot yang tinggi membuat produksi cukup kewalahan. Bahkan dalam sebulan permintaan lokal telah 4 kuintal. Maggot yang dipakai sebagai pakan ternak ini berhasil mengurai sampai 2,4 kuitan per empat hari.

Sukses membudidayakan maggot, maka usaha peternakan ayam petelur menjadi rencana kedua yang digarap. Dengan pola harga penjualan telur ayam tetap yakni Rp 21.000 per kg kepada masyarakat pemilik warung mitra BUMDes, maka menjadi solusi ketika harga jual telur anjlok atau naik.

"Jadi melalui BUMDes Mart, maka ada sekitar 200 warung masyarakat yang bermitra. Telah menjadi kesepakatan, jika mengambil telur dari BUMDes," tambah Nandi.

Usaha ketiga yang juga digarap BUMDes Wargakerta yakni sektor perikanan. Setidaknya ada 50 mitra BUMDes yang terlibat dalam usaha tersbut. Budidaya ikan Nila dan ikan Mas menjadi usaha unggulan. Pemasarannya kini telah merambah berbagai pasar di Tasikmalaya dengan memasok 2 kuintal ikan per dua minggu.

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x