KABAR PRIANGAN - Budidaya tanaman anggur membutuhkan keseriusan, kesabaran, ketelatenan, hingga detail. Hal itu pula yang dialami Slamet Holil (58), pensiunan salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mengisi masa-masa purnabaktinya saat ini.
Di kediamannya di Desa Pahonjean, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Holil menanam anggur di pekarangan depan dan belakang rumahnya. Lahan depan seluas 13x6 meter dan lahan belakang 15x7 meter.
Anggur yang ditanam semuanya jenis impor. Diantaranya varian jupiter, livia, julian, akademik, monroe, nina queen, geovani, minel, dan lainnya.
Menurut Holil, dari proses menanam sampai berbuah butuh waktu enam hingga delapan bulan. Saat panen perdana, ia mencontohkan, varian jupiter menghasilkan 150 dompol, jenis minel 95 dompol, belum jenis lainnya.
Per dompol terdiri 30-60 buah. Berat rata-rata sekitar 5-8 ons per tandan untuk yang besar, sedangkan yang sedang sekira 4 ons.
"Kalau per pohon rata-rata 50 dompol sehingga per dompol beratnya rata-rata 4 ons, maka per pohon bisa menghasilkan 40 kg," ujar Holil kepada Kabar-Priangan.com/ Harian Umum Kabar Priangan di kediamannya, baru-baru ini.
Baca Juga: Wali Kota Tasikmalaya Lantik dr Budi Tirmadi Sebagai Direktur RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
Holil menyebutkan, ketika membeli bibit pada November 2020, tinggi pohon anggur masih sekitar 25 cm. Setelah dikarantina tiga bulan, pada Februari 2021 dilakukan penanaman. Proses karantina diperlukan untuk penyesuaian media tanam dan iklim.