Kasus Sifilis di Indonesia Meningkat 70 Persen. Kenali Gejala, Faktor Resiko dan Penanganannya Disini

- 27 Mei 2023, 20:12 WIB
Treponema pallidum bacteria penyebab penyakit sifilis.
Treponema pallidum bacteria penyebab penyakit sifilis. /Freepik/

KABAR PRIANGAN - Baru-baru ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan fakta terbaru mengenai kasus sifilis di Indonesia. Mohammad Syahril selaku juru bicara Kemenkes menyebut bahwa kasus sifilis atau raja singa meningkat hampir 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2016-2022).

Yaitu dari 12 ribu kasus menjadi hampir 21 ribu kasus dengan rata-rata penambahan kasus setiap tahunnya mencapai 17.000 hingga 20.000 kasus. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, dr. Syahril juga membeberkan bahwa persentase pengobatan pada pasien sifilis masih rendah. Pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40% pasien, sementara 60% sisanya tidak mendapatkan pengobatan sehingga berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan.
''Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25% ibu hamil yang di skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,'' ungkap dr. Syahril.

Baca Juga: 9 Tips Berkemas Minimalis untuk Penerbangan Jarak Jauh, Membuat Traveling Anda Lebih Menyenangkan
Bagaimana sifilis menyebar?
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) melalui laman resminya, sifilis menular melalui kontak langsung dengan luka sifilis saat melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Selain itu sifilis dapat menyebar dari ibu yang menderita sifilis ke bayinya yang belum lahir.
Untuk diketahui, sifilis tidak menular melalui kontak biasa dengan benda-benda seperti dudukan toilet, gagang pintu, kolam renang, bak mandi air panas atau peralatan makan.
Apa gejala umum dari sifilis?
Gejala sifilis sering kali ringan dan sulit dikenali. Gejala-gejala ini cenderung berubah seiring waktu dan dapat datang dan pergi. Namun ada beberapa ciri yang mungkin muncul. Gejala akan muncul 3 minggu atau lebih setelah terinfeksi.

Baca Juga: Mindful Traveling, Cara Healing yang Bukan Kaleng-kaleng. Berikut Ini Tipsnya
Berikut ini gejala umum sifilis:
1.Luka kecil (bisul) pada area genital atau di sekitar bagian bawah (anus) - luka ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
2.Luka di area lain, termasuk di mulut Anda atau di bibir, tangan, atau bokong.
3.Pertumbuhan kutil putih atau abu-abu yang paling sering terjadi pada area genital atau di sekitar anus
4.Ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang terkadang dapat menyebar ke seluruh tubuh Anda - ruam ini ini biasanya tidak gatal
5.Bercak putih di mulut
6.Gejala mirip flu, seperti suhu tinggi, sakit kepala dan kelelahan
7.Pembengkakan kelenjar
8.Kerontokan rambut yang tidak merata di kepala, jenggot, dan alis
Terkadang gejala tersebut akan berkurang atau hilang sama sekali, namun jika belum mendapat pengobatan, bakteri Treponema Pallidum penyebab sifilis akan tetap berada dalam tubuh.

Baca Juga: Kenali Fakta Baby Blues Syndrome, Isu yang Mencuat Usai Banyak Orang Tua Aniaya Anak

Selain sangat mungkin untuk kambuh kembali dalam tingkatan yang lebih kompleks, penderita sifilis yang tidak diobati juga dapat menularkan penyakit tersebut kepada pasangan seksualnya.
Orang-orang yang beresiko tertular sifilis
Berikut ini adalah orang-orang yang beresiko tinggi tertular sifilis:
1.Memiliki pasangan yang positif menderita sifilis.
2.Gay atau biseksual.
3.Pengidap HIV.
4.Menggunakan profilaksis pra-paparan (PrEP) untuk pencegahan HIV.
5.Janin dengan ibu yang menderita sifilis.
Bagaimana cara pencegahan terkena sifilis?
Satu-satunya cara untuk sepenuhnya menghindari PMS adalah dengan tidak melakukan hubungan seks melalui vagina, anal, atau oral. Namun jika seseorang aktif secara seksual berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terkena sifilis:
1.Saling setia pada pasangan. Hanya melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak mengidap sifilis.

Baca Juga: 5 Platform Tempat Cari Cuan dari Nulis Novel, Ada yang Kasih Uang untuk Pembaca
2.Menggunakan kondom. Penggunaan kondom tidak 100% mencegah paparan sifilis, karena terkadang luka sifilis terjadi di area yang tidak tertutup kondom dan kontak dengan luka ini masih dapat menularkan sifilis.
Apa yang harus dilakukan jika terpapar sifilis saat sedang hamil
Sifilis dapat menular dari ibu kepada bayinya, memiliki sifilis dapat menyebabkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dapat membuat kelahiran dini atau bayi lahir mati. Untuk melindungi bayi Anda, Anda harus menjalani tes sifilis setidaknya sekali selama kehamilan dan segera dapatkan pengobatan jika hasil tes tersebut positif.
Saat lahir, bayi dengan infeksi sifilis mungkin tidak memiliki tanda atau gejala penyakit sifilis. Namun, jika bayi tidak segera menerima perawatan, bayi dapat mengalami masalah serius dalam beberapa minggu kehidupannya. Bayi-bayi ini dapat mengalami masalah kesehatan, seperti katarak, tuli, atau kejang, dan dapat meninggal.

Baca Juga: Apa itu Independent Woman? Berikut Ciri Wanita Mandiri yang Jadi Idaman
Komplikasi sifilis yang tidak diobati
Tanpa pengobatan, sifilis dapat menyebar ke otak dan sistem saraf (neurosifilis), mata (sifilis okular), atau telinga (otosifilis).
-Tanda dan gejala neurosifilis dapat meliputi:
1.Sakit kepala yang cukup parah
2.Kelemahan otot dan/atau masalah dengan gerakan otot, dan
3.Perubahan pada kondisi mental (kesulitan memusatkan perhatian, kebingungan, perubahan kepribadian)
4.Demensia (masalah dengan daya ingat, pemikiran, dan/atau pengambilan keputusan).
-Tanda dan gejala sifilis okular dapat meliputi:
1.Nyeri pada mata dan/atau kemerahan
2.Perubahan pada penglihatan atau bahkan kebutaan.

Baca Juga: Ingin Liburan Tapi Harus Bawa Obat ke dalam Pesawat Terbang, Ini Tipsnya
-Tanda dan gejala otosifilis dapat meliputi:
1.Gangguan pendengaran;
2.Telinga berdenging, berdengung, menderu, atau mendesis ("tinitus"); dan
3.Pusing atau vertigo (perasaan seperti Anda atau lingkungan Anda bergerak atau berputar).
Selain itu, sifilis yang tidak diobati juga berpotensi mengancam jiwa, termasuk menyebabkan gangguan jantung seperti angina, aneurisma aorta, dan gagal jantung.***

Editor: Helma Apriyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x