Film Berbahasa Sunda 'Before, Now & Then' Tampil di Festival Film Berlin, Kang Emil: Ini Peristiwa Bersejarah

21 Januari 2022, 16:59 WIB
Film berbahasa Sunda 'Before, Now & Then' (Nana) terseleksi untuk tayang perdana di ajang kompetisi Festival Film Berlin ke-72.* /Kabar-Priangan.com/Instagram @kamilandini

KABAR PRIANGAN - Di tengah kritikan penggunaan bahasa Sunda oleh Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP Arteria Dahlan, film berbahasa Sunda 'Before, Now & Then' (Nana) justru mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi Festival Film Berlin ke-72.

Film 'Before, Now & Then' (Nana) karya sutradara Kamila Andini dan produser Ifa Isfansyah dan Gita Fara itu terseleksi untuk tayang perdana di ajang kompetisi tersebut.

Film yang berlatar tahun 1960 mengangkat kisah hidup Raden Nana Sunani diadaptasi dari penggalan novel 'Jais Darga Namaku' karya Ahda Imran.

Baca Juga: Wagub Jabar Dukung Ridwan Kamil Maju di Pilpres 2024. Uu: 'Basthotan Fil Ilmi, Wa Basthotan Fil Jasadi'

Film 'Before, Now & Then' (Nana) ini diperankan deretan aktor dan aktris Tanah Air, seperti Happy Salma, Laura Basuki dan Ibnu Jamil.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan rasa bangganya atas terpilihnya film berbahasa Sunda 'Before, Now & Then' (Nana) untuk tampil di Festival Film Berlin.

"Ini ada peristiwa bersejarah. Ada film Indonesia finalis festival film Berlin dan pertama kali berbahasa daerah yaitu berbahasa Sunda," kata Ridwan Kamil, dikutip Kabar-Priangan.com dari Antaranews.com.

Baca Juga: Tronton Maut Renggut Nyawa Lima Orang di Muara Rapak Balikpapan. Belasan Lainnya Luka-luka

Menurut Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, pengakuan dunia terhadap karya anak bangsa patut diapresiasi mengingat saat ini isu kebhinekaan sedang menjadi sorotan. Terlebih Pemprov Jabar juga turut memberikan dukungan dalam produksi film tersebut.

"Apalagi dengan isu bahasa kebhinekaan yang jadi sorotan, prestasi ini sangat membanggakan menunjukkan jangan malu berbahasa daerah, lestarikan bahasa daerah dengan cara baru melalui medium film, konten dan sebagainya," ujarnya.

"Terbukti dengan kreativitas itu dunia menghargai. Kalau dunia menghargai masa bangsa kita kurang menghargai. Jadi ini poinnya kebangkitan bahasa daerah di dunia internasional melalui masuknya film Nana di Berlin Internasional Film Festival," ucap Ridwan Kamil, melanjutkan.

Baca Juga: Konon Ratu Ular Muncul ke Permukiman Air, Sebelum Ada Kejadian Orang Tenggelam di Waduk Jatigede Sumedang

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Benny Bachtiar menuturkan tradisi budaya bisa mendunia jika dikemas dengan konsep yang baik. "Kita bisa membuktikan bahwa tradisi budaya itu bisa mendunia. Ini sejarah bagi masyarakat Sunda," ucap Benny.

Film 'Before, Now & Then' (Nana) bisa juga menjadi momentum bagi pemerintah maupun industri film Tanah Air untuk lebih mengeksplorasi potensi sejarah lokal agar bisa diangkat menjadi sebuah karya.

Apalagi, Benny mengatakan ada banyak cerita legenda Sunda yang bisa diangkat menjadi sebuah film. "Kita kan ada legenda Lutung Kasarung, Nyi Roro Kidul, itu kan ceritanya bisa diangkat dan bisa memperkaya nuansa budaya nasional," ujarnya.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler