Network
KABAR PRIANGAN – Rock in Solo sukses digelar di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Solo pada Sabtu malam, 18 Desember 2021.
Event Rock in Solo dimulai pada tahun 2004 di GOR Manahan Solo Jawa Tengah, kemudian berkembang menjadi sebuah festival musik metal di Indonesia.
Sebanyak 500 tiket dengan harga Rp50.000 per tiket ini habis terjual hanya dalam waktu beberapa jam saja. Karena dilaksanakan secara hybrid, maka yang tidak bisa mendapatkan tiket bisa menonton langsung acara Apokaliptika: A Journey of Rock in Solo ini melalui kanal YouTube Rock in Solo dan melalui Gibran TV.
Baca Juga: Rock in Solo Bakal Digelar Desember Ini, Padukan Gamelan dan Musik Cadas
Event digelar secara hybrid dengan tajuk Rock in Solo, Apokaliptika: A Journey of Rock in Solo ini menampilkan grup musik metal yang berasal dari Kota Solo, yaitu Down for Life.
Tidak hanya Down for Life, ada juga Endah Laras, Djiwo, Pinthus Bandoso, Kokom dari Paranoid Despire, DD Crow, Doel dari Pecas Ndahe, dan Wawin Laura.
Ada yang unik dalam Apokaliptika: A Journey of Rock in Solo ini selain memadukan musik metal dengan gamelan Jawa dengan composer Gondrong Gunarto, juga dibuka dengan Kalacakra.
Baca Juga: Voice of Baceprot (VoB) Konsisten Berhijab Saat Tour Eropa, Cak Imin Ajak Konser di Istana Negara
Selain itu, para penonton yang hadir pun wajib duduk selama konser Rock in Solo. Yup! Apokaliptika: A Journey of Rock in Solo ini menjadi konser pertama di masa pandemi Covid-19 dan penonton pun selain tidak diperbolehkan merokok baik rokok biasa maupun rokok elektrik, penonton pun harus duduk.
Pembawa acara dalam awal pembukaan konser Apokaliptika: A Journey of Rock in Solo memastikan semua penonton untuk tetap duduk selama konser berlangsung, tidak ada seorang penonton pun diizinkan berdiri.
