Peringati Hatedu, Ngaos Art Gelar ‘Lagu Cinta Jeung Sajabana’ Karya Nazarudin Azhar, Ini Ringkasan Ceritanya!

- 25 Maret 2023, 12:58 WIB
Salah satu adegan pertunjukan Lagu Cinta Jeung Sajabana carpon karya Nazarudin Azhar oleh kelompok teater Ngaosart dalam rangka Hatedu 2023.
Salah satu adegan pertunjukan Lagu Cinta Jeung Sajabana carpon karya Nazarudin Azhar oleh kelompok teater Ngaosart dalam rangka Hatedu 2023. /kabar-priangan.com/Rika Rostika Johara/


KABAR PRIANGAN – Kelompok teater Ngaos Art akan mementaskan drama berjudul Lagu Cinta Jeung Sajabana pada peringatan Hari Teater Dunia (Hatedu), Senin, 27 Maret 2023 di Studio Ngaos Art, Cipedes, Kota Tasikmalaya.

Drama tersebut merupakan karya sastrawan asal Tasikmalaya, Nazarudin Azhar, yang akrab di sapa Nunu. Mulanya, drama tersebut merupakan sebuah carita pondok (carpon) yang ditulis Nunu pada tahun 2007.

Carpon tersebut terdapat dalam buku kumpulan carpon dengan judul yang sama yang terbit pada tahun 2021 oleh penerbit Layung.

Baca Juga: David da Silva Cetak Sejarah Baru di Persib Bandung Setelah Bobol Gawang Bhayangakra FC Tadi Malam

Nazarudin Azhar menulis cerita ‘Lagu Cinta Jeung Sajabana’ dalam bahasa Sunda. Tetapi kelompok Ngaos Art menyadur cerita tersebut dan menggubahnya kedalam dua pementasan dengan judul yang sama, namun bahasa yang berbeda; Sunda dan bahasa Indonesia.

Selain bahasa, pementasan tersebut akan dibawakan oleh aktor yang berbeda dengan seting dan konsep pertunjukan yang berbeda pula.

Peringatan Hatedu tersebut akan diselengggarakan di Studio Ngaos Art Tasikmalaya pada Senin-Selasa, 27-28 Maret 2023, pukul 20.30-selesai.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Sholat Lima Waktu Tanggal 4 Ramadhan 2023 untuk Wilayah Bandung dan Sekitarnya

Lagu Cinta Jeung Sajabana mengisahkan sepasang suami isteri yang telah berusia lanjut tapi belum memiliki keturunan.

Mulanya, tokoh suami yang bernama Hadi Suwarna menanyakan kepada isterinya, Upit, beberapa banyak orang akan mengantarkan mereka ke kuburan jika kelak telah meninggal selain anak angkat mereka, Kardiman.

Percakapan seputar kematian dan jadwal kepulangan Kardiman terus bergulir di antara keduanya. Saat keduanya tidak bercakap-cakap, situasi menjadi sepi.

Baca Juga: Film John Wick Chapter 4 Subtitle Indonesia Ramai Dicari, Ini Link Pemesanan Tiket Online untuk Nontonnya

Saat itulah Hadi meminta isterinya menyalakan musik. Upit mulai curiga ketika suaminya memintanya menyalakan lagu Cianjuran yang dinyanyikan Euis Komariah, seorang penyanyi tradisional yang benar-benar ada di dunia nyata.

Isterinya curiga karena sikap Hadi kerap berbeda ketika mendengar lagu tersebut, seperti yang sedang mendapat kebahagiaan.

Upit menduga bahwa suaminya teringat pada mantannya bernama Euis Jubaédah yang juga seorang penyanyi tradisional ketika mendengar Cianjuran itu.

Baca Juga: Diduga Dua Anak Punk yang Tenggelam di Pantai Pangandaran Berhasil Ditemukan 3 Km dari Tempat Kejadian

Tak terima dituding demikian, Hadi balik menuduh isterinya masih teringat pada mantan kekasihnya, Epul almarhum, yang merupkan pemipim grup Orkes Melayu di mana Upit merupakan salah satu penyanyinya.

Hadi curiga karena isterinya kerap menyanyikan lagu yang mirip selama puluhan tahun mereka berumah tangga.

Hadi mendesak Upit untuk mengakui bahwa dulu mereka berdua berpacaran. Hadi yang dikisahkan pensiunan pegawai bank membeberkan sejumlah kesaksiannya bahwa ia melihat mereka berdua bermesraan di belakang panggung.

Baca Juga: Ada Mayat Tanpa Busana di Pantai Pangandaran, Diduga Salah Seorang Anak Punk yang Tenggelam 

Lelaki itu menyinggung pula Upit yang kerap kali mendapat honor lebih besar dibanding penyanyi lain.

Upit berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa bayaran yang besar itu sepadan karena ia merupakan bintang panggung.

Epul punya jasa yang besar dalam hidupnya sebab ia yang mengajarkannya bernyanyi dan menjadikannya sukses sebagai bintang panggung ketika muda.

Baca Juga: Pencarian Pemancing yang Hanyut di Sungai Cisaruni Tasikmalaya Belum Buahkan Hasil

Dengan menjadi penyanyi panggung, Upit yang merupakan anak tunggal itu jadi mampu membantu menghidupi keluarga.

Upit terus membela diri dengan mengatakan, Epul juga yang mendukungnya untuk menerima lamaran Hadi. Sebagai pegawai bank, Hadi dipandang berkecukupan dan dapat memperbaiki kondisi ekonomi Upit.

Setelah puncak pertengkaran, suami-istri yang berusia senja tersebut hanya bisa diam. Setelah beberapa lama, mereka kembali berbicara dan saling mengakui.

Baca Juga: Penataan Alun-alun Dadaha Kota Tasikmalaya Telan Dana Rp11 Miliar Lebih

Hadi berkesimpulan, apa yang terjadi pada mereka tadi karena mereka tak pernah sanggup mengusir sepi karena tidak memiliki keturunan.

Mendengar itu, Upit membesarkan hati suaminya dengan mengatakan mereka masih memiliki Kardiman.

Mendengar nama anak angkatnya disebut, Hadi teringat kebiasaan Kardiman yang kerap kali berjinkrak-jingkrak ketika mendengar lagu rock.

Baca Juga: Jembatan Wiradinata Rangga Jipang Pangandaran Mulai 25 Maret Ditutup Sementara, Catat Tanggal Dibukanya Lagi!

Lelaki itu menduga Kardiman sama seperti mereka, kesepian. Oleh karenanya ia berjingkrak-jingkrak untuk mengusir sepi.

Dalam drama yang pentaskan Ngaos Art, carpon ini disunting sedemikian rupa sehingga terdapat beberapa perbedaan dengan versi carponnya. Salah satu hal yang nampak sangat berbeda adalah akhir cerita.

Jika dalam carpon dikisahkan Hadi memperagakan apa yang selalu dilakukan Kardiman ketika mendengar musik rock, tidak demikian dalam versi dramanya.

Baca Juga: Spanduk Kritikan Jalan Rusak di Garut yang Ditujukan ke Gubernur Jabar Lenyap

Baik dalam versi bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, pasangan suami isteri itu sekadar masuk ke dalam rumah.

Dalam versi bahasa Sunda, keduanya kembali bertengkar setelah terdengar suara kecapi yang biasanya mengawali lagu Cianjuran.

Dalam versi bahasa Indonesia, keduanya masuk ke suatu ruangan seperti hendak melakukan ibadah shalat.

Baca Juga: Mabuk dan Membawa Senjata Tajam, Seorang Pemuda di Garut Diamankan Polisi

Itulah ringkasan cerita Lagu Cinta Jeung Sajabana karya Nazarudin Azhar yang akan dipentaskan oleh kelompok teater Ngaos Art dalam rangka Hatedu 2023.***

 

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x