KABAR PRIANGAN - Pada 1 Agustus 2024, sebuah kebakaran besar yang melibatkan kendaraan listrik (EV) Mercedes-Benz terjadi di Incheon, Korea Selatan, menimbulkan dampak yang luas pada industri otomotif dan kebijakan pemerintah terkait EV.
Kebakaran ini, yang diduga disebabkan oleh baterai Farasis Energy, menghancurkan atau merusak lebih dari 140 mobil dan memaksa beberapa penghuni apartemen di atas lokasi kebakaran untuk mencari tempat tinggal sementara. Insiden ini juga memicu diskusi intensif mengenai keselamatan EV dan dampaknya terhadap pasar kendaraan listrik di Korea Selatan.
Sebagai respons terhadap kejadian tersebut, pemerintah Korea Selatan dan Partai Kekuatan Rakyat telah memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan program sertifikasi baterai kendaraan listrik yang awalnya dijadwalkan dimulai pada tahun depan. Mulai Oktober 2024, pemerintah akan memulai program sertifikasi baterai lebih awal dari jadwal semula.
Keputusan ini bertujuan untuk memastikan keamanan baterai EV dengan mewajibkan produsen mobil untuk mengungkapkan identitas baterai yang mereka gunakan dalam kendaraan listrik. Langkah ini diambil setelah serangkaian kebakaran EV, termasuk insiden Incheon, menyebabkan kekhawatiran publik yang mendalam.
Dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan, pemerintah juga akan memperbarui peraturan terkait peralatan kebakaran. Sistem sprinkler pipa basah akan dipasang di parkir bawah tanah yang dilengkapi dengan stasiun pengisian EV, dan penggunaan charger yang mencegah pengisian berlebih akan diperluas. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan meningkatkan perlindungan terhadap kebakaran.
Di sisi lain, pasar kendaraan listrik di Korea Selatan mengalami gejolak besar setelah kebakaran tersebut. Insiden itu memicu lonjakan penjualan EV bekas, dengan platform jual beli mobil bekas, seperti K Car, melaporkan peningkatan 184 persen dalam daftar EV bekas pada minggu pertama Agustus dibandingkan dengan minggu terakhir Juli. Seri Mercedes-Benz EQE, termasuk EQE 300 standar, EQE 350+, serta varian AMG dan SUV EQE, sangat terdampak oleh reaksi pasar. Lebih dari 100 model EQE muncul di SK Encar, platform jual beli mobil bekas terkemuka di Korea Selatan, menjadikan total EQE yang dijual mencapai 115 pada 16 Agustus.
Akibatnya, harga EV mewah ini mengalami penurunan drastis. Sebelum kebakaran, model EQE bekas biasanya terjual antara 60 juta won hingga 70 juta won. Namun, setelah insiden tersebut, beberapa model EQE 300 2023 bersertifikat terdaftar dengan harga serendah 59 juta won, menandakan penurunan signifikan dari harga awal mereka yang mencapai 92 juta won.
Situasi ini semakin memperburuk tantangan yang dihadapi produsen EV di Korea Selatan. Untuk mengatasi penurunan minat konsumen terhadap kendaraan listrik, produsen mobil telah meluncurkan berbagai promosi agresif. Hyundai Motors, misalnya, menawarkan potongan harga besar-besaran, termasuk diskon hingga lima juta won untuk Kona Electric dan potongan 10 persen untuk Ioniq 5. Genesis, merek mewah Hyundai, memberikan diskon hingga 5 persen untuk semua modelnya, termasuk GV70 Electrified. Sementara itu, importir juga merasakan tekanan dan memangkas harga untuk tetap kompetitif. BMW memberikan diskon lebih dari 12 persen untuk model EV unggulannya, i7 dan iX, sementara Audi menawarkan potongan hampir 30 persen untuk model e-tron-nya, termasuk versi RS performa tinggi.