Ramadan Adalah Miniatur Wadah Kontestasi Umat dalam Menjalankan Kehidupan di Dunia

13 April 2021, 14:13 WIB
KH. Aminudin Busthomi, Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya sekaligus Ketua Harian DKM Masjdi Agung Kota Tasikmalaya.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Ahlan Wasahlan Ya Ramadan, Selamat datang Bulan yang dimuliakan Allah SWT. Ramadhan kembali hadir, umat muslim tentu akan menyambut bulan yang penuh berkah ini dengan kebersihan jiwa serta kesiapan mental dan keimanan.

Kegembiraan umat Muslim menyambut Bulan Ramadan 1442 H, diawali dengan pelaksanaan Nisfu Syaban yang dilaksanakan pada setiap tanggal 16 Syaban.

Dimana pada waktu itu manusia menuntut semua catatan amalnya dalam buku yang lama dan diganti dengan buku baru untuk mencat amal perbuatan selanjutnya.

Artinya atas izin dan kasih sayang Allah SWT, dengan datangnya Bulan Ramadan yang didalamnya penuh dengan kasih sayang dan berkah dari Allah, buku amalan baru setiap umat muslim tersebut.

Lembaran-lembaran awalnya akan diisi dengan amalan-amalan baik selama pelaksanaan ibadah Bulan Ramadan. Ini adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah terhadap umatnya.

Selanjutnya memasuki sepuluh hari pertama atau sejak tanggal satu hingga tanggal 10 Ramadan, umat Islam yang berpuasa memasuki tahap awal yang sering juga diistilahkan sebagai babak penyisihan.

Indikatornya biasanya banyak dimana pada tahap awal atau babak penyisihan masjid biasanya penuh dengan yang beribadah, baik itu sholat wajib lima waktu, sholat tarawih, tadarus dan sebagainya.

Nah ketika memasuki fase kedua atau semi final pada sepuluh hari tahap kedua Bulan Ramadan yaitu mulai tangal sebelas hingga tanggal 20 Ramadan, bekal amal yang dilakukan pada fase  awal atau sepuluh hari pertama sangat menentukan.

Karena pada fase kedua itu banyak umat Islam yang tereliminasi seperti berjamaah mulai jarang, masjid yang tadinya penuh menjadi kosong, tadarus mulai tidak dikerjakan bahkan ada yang sampai tidak lagi menjalankan puasa.

Artinya dari penjelasan diatas Ramadan adalah satu gambaran miniatur wadah kontestasi ilahi umat dalam menjalankan kehidupan di dunia, berupa ujian yang Allah berikan kepada seluruh ummat Islam.

Dimana hakekat hidup itu adalah, rangkaian yang Allah sudah tentukan yang semua dalam rangka ujian. "Liyabluwakum, Ayyukum Ahsanu Amala".

Apalagi dalam kondisi dunia saat ini yang sedang di uji oleh Allah dengan wabah virus covid -19, ini merupakan bentuk peringatan, ujian bahkan kasih sayang Allah terhadap hambanya.

Untuk itu, pelaksanaan ibadah di sepuluh hari pertama di tengah pandemi virus ini saya mengajak, mari tingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah SWT.

Dalam kondisi di tengah wabah seperti ini, sentuhan agama harus mampu melakukan penetrasi terhadap seluruh status sosial.

Dalam menjalankan ibadah puasa, hendaklah kita barengi dengan keinginan dan cita-cita untuk semata-mata hendak memperbanyak pelaksanaan ibadah dalam rangka melatih diri dan mensucikan jiwa di hadapan Allah SWT.

Ramadan merupakan bulan yang sangat luar biasa, sehingga kegiatan ibadah selama  ramadan harus dimaksimalkan mulai dari kuliah subuh, kuliah zuhur, tarawih, iftar, tadarus, dan kajian keislaman semakin intensif dilakukan.

Namun karena pandemi covid masih terjadi, kita tetap harus menerapkan prokes dengan ketat.

Di Bulan Ramadan tidak hanya manfaat dari sebuah kegiatan religius saja yang akan kita peroleh seperti yang sudah kita rasakan selama ini, tetapi juga aktivitas puasa ternyata berguna bagi kesehatan fisik.

Pembuangan racun-racun didalam tubuh (detoksifikasi) merupakan manfaat utama dibalik pelaksanaan ibadah puasa.

Sehingga dengan ibadahnya umat Islam di Bulan Ramadan tahun ini, atas kehendak Allah SWT, seluruh racun  termasuk virus covid -19 yang sekarang masih ada segera hilang dari muka bumi ini. Wassalam***

 Oleh : KH Aminudin Bustomi

(Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya, Ketua Harian DKM Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Pimpinan Pondok Pesantren Sulalatul Huda Kota Tasikmalaya)

 

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler