Hikmah Ramadan: Sebulan Berpuasa, Hikmahnya dalam Pendidikan

10 Mei 2021, 07:14 WIB
Drs. Aris Mujiraharjo, M.Pd.I, Kepala MAN 2 Ciamis /DOK PRIBADI/

TAK terasa waktu begitu cepat berlalu, 10 hari terakhir bulan puasa akan segera terselesaikan. Sukacita datangnya Bulan Ramadan yang penuh berkah ini pun akan segera berakhir.

Bulan Ramadan yang dimana dibukakan pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka sudah berada di pengujung bulan.

Berbahagialah mereka yang telah dapat menjalankan apa yang telah diperinahkan oleh Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasul Muhammad SAW. Sabda Rasullullah SAW:

"Apabila mereka yang mengisi bulan ini dengan Ibadah yang maksimal yaitu Syiam pada siang harinya, Qiyamu Ramadhan (Salat tarawih) pada malam harinya dan disempurnakan dengan tadarus dan mengkaji Alquran, maka akan diharamkan api neraka pada dirinya".

Tak terbayangkan serta tak tergambarkan karunia dan rahmat yang akan dilimpahkan Allah SWT kepada kita atau hamba-hambanya yang taat kepada- Nya.

Banyak sekali hikmah menjalankan ibadah Ramadan bagi kaum muslimin, baik dari ibadah puasa itu sendiri maupun dari ibadah-ibadah lain yang dilakukan pada bulan suci ini.

Dan di dalam ibadah puasa Ramadan, terdapat banyak nilai pendidikannya yang dapat menjadikan karakter seseorang. Paling tidak ada lima nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam ibadah puasa Ramadan:

  1. Mendidik manusia untuk dapat bersikap disiplin

Ketika menjalankan puasa, kita dilarang makan, minum dan berhubungan antara suami istri pada siang hari. Dengan dibatasinya aktivitas disiang hari itu adalah bentuk dari latihan mengendalikan diri.

Jika di segala waktu, dilarang memakan makanan yang haram, maka di waktu puasa makan yang halalpun dilarang kalau di makan sebelum waktu berbuka datang.

Orang yang beriman akan dapat menahan hawa dan nafsunya dalam rangka mematuhi perintah Allah SWT, meskipun tidak ada orang lain, namun ia tetap berpuasa, karena ia percaya bahwa Allah melihatnya. Dan inilah yang dimaksud kedisiplinan yang tinggi.

  1. Mendidik manusia untuk bersifat jujur

Sifat jujur merupakan sifat yang terpuji yang di perintahkan oleh Allah SAW dan Rasul-Nya. Sabda Rasulullah SWT:

"Sifat jujur itu pantas dimiliki oleh setiap individu karena sifat itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada Surga Jannatunnaim. Orang yang selalu melatih dirinya untuk jujur, maka akhirnya sifat itu akan menjadi tabiat kebiasaannya, dan akan mudah ia melakukannya”.

Di antara sekian banyak ibadah dalam Islam, yang dapat melatih dan mendidik seseorang untuk bersifat jujur adalah ibadah puasa.

Karena walaupun ia dalam keadaan sendirian di tempat yang sepi dan tak seorangpun yang melihatnya, ia akan tetap berpuasa dan menahan dirinya dari hal-hal yang membatalkan puasanya. Karakter jujur ini sangat diperlukan dalam dunia pendidikan.

  1. Mendidik untuk sabar

Dalam berpuasa betapa pun kita merasa haus mencekik tenggorokan dan lapar melilit perut, ketika waktu magrib belum tiba, kita tidak diperbolehkan bersentuhan dengan makan dan minuman meskipun itu halal melainkan kita harus bersabar menunggu hingga waktu berbuka tiba.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 10 yang artinya: "Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.

  1. Puasa Ramadan dapat membentuk sikap sosial yang tinggi

Selama berpuasa kita tidak hanya sekadar mengetahui betapa tidak enaknya seseorang ketika lapar ataupun haus, tetapi kita juga dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang lapar, haus dan tidak punya apa-apa.

Kita akan bisa mengerti dan memahami keadaan lingkungan orang-orang sekitar yang hidup serba kekurangan.

Di bulan puasa kita diajarkan untuk besedekah dan dengan bersedekah akan dilipatgandakan pahalanya bahkan Sabda Rasulullah SAW:

"Barang siapa memberikan makan berbuka kepada orang yang berpuasa maka baginya pahala serupa yang diberikan kepada orang yang berpuasa. Hanya saja pahala orang yang berpuasa tidak terkurangi sedikit pun." ( H.R. Turmuzi).

Kemudian hadits lain menyebutkan: "Sebaik-baik sedekah di Bulan Ramadan" (H.R. At-Turmuzi).

Bahkan perintah untuk mengeluarkan zakat fitrah agar nantinya dibagikan untuk keluarga yang tidak mampu di keluarkan pada akhir bulan Ramadan. Ini membuktikan bahwa puasa Ramadan membentuk jiwa sosial yang tinggi.

  1. Mengajarkan nilai kebersamaan

Pada hari-hari biasa sebagian besar keluarga jarang makan dan minum bersama karena kesibukan yang berbeda beda, tetapi di bulan puasa sangatlah berbeda.

Momen-momen sahur dan buka bersama secara teratur menjadi nilai penting dalam menumbuhkan kebersamaan.

Ini adalah saat penting bagi semua orang yang beribadah puasa untuk bisa merajut kebersamaan di antara keluarga, kerabat, dan teman. Waktu sahur dan waktu buka yang telah ditentukan juga mendidik kita akan makna kebersamaan.

Semoga setelah Idulfitri 1442 Hijriah yang akan tiba sebentar lagi, poin-poin nilai-nilai hikmah Bulan Ramadan tersebut dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan. Aamiin.***

Oleh: Drs. Aris Mujiraharjo, M.Pd.I

(Kepala MAN 2 Ciamis)

 

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler