Hubungan Gerhana Bulan dengan Sakit Perut, dan Gatal-gatal di Kulit, Ini Kata KH Cholil Nafis

29 Mei 2021, 15:44 WIB
Gerhana bulan total /Sumber: ANTARA/

KABAR PRIANGAN -  Fenomena gerhana bulan total yang tampak berwarna merah atau Bulan Merah Super (Super Blood Moon) pada Rabu 26 Mei 2021 lalu, menjadi daya tarik bagi masyarakat dan juga para astronom karena memiliki keistimewaan dan pelajaran yang bisa dipetik

Namun, adakah peristiwa gerhana bulan itu ada pengaruh langsung kepada kehidupan manusia?

KH Cholil Nafis yang juga Ketua MUI Pusat membeberkan pengalamannya dan membagikan referensi terkait gerhana bulan yang ada hubungannya dengan fenomena kehidupan manusia.

Baca Juga: Kereta Cepat JKT-BDG Akan Melewati 13 Terowongan, 1 Terowongan 4,2 Km Terpanjang di Indonesia

Menurut dia, sebelum terjadi gerhana bulan, dirinya sempat merasakan sakit perut, dan gatal-gatal di bagian tubuhnya.

Kemudia ia membaca buku-buku dan jurnal. Tak hanya membaca buka yang mengupas tentang gerhana bulan, tetapi juga membaca sejarah tentang konflik Palestina-Israel.

"Saya buka-buka buku dan jurnal untuk menambah wawasan tentang Palestina, sejarah Zionis dan konflik di tanah para Nabiyullah karena ada peristiwa serangan di akhir Ramadhan," kata KH Cholil Nafis dilansir kabar-priangan.com dari lini massa Instagram pribadinya, Sabtu 29 Mei 2021.

"Saya buka buka-buku tentang gerhana bulan total karena semalam ada gerhana total yang peristiwa itu terjadi hanya 195 tahun sekali," tuturnya menambahkan.

Baca Juga: Ketua PP Garut, Minta Polisi Ungkap Pelaku Pembunuhan Anggotanya yang Tewas Dikeroyok

Setelah mendapatkan referensi dari buku yang ia baca, dirinya merasa apa yang disebutkan ulama dalam buku tersebut, pengaruh gerhana itu ada relevansinya dengan gejala kesehatan yang dialaminya.

"Saya merasakan apa yg disebutkan oleh para ulama, yaitu sejak Senin lalu saya sakit perut dan gatal-gatal di tangan, paha, dan (kulit) bagian dada yg berair atau bernanah," ujarnya.

Ternyata, munurut dia, seorang sufi Syaikh Muhyidiin bin Arabi sudah menjelaskan apa yang dialaminya itu erat kaitannya dengan gejala dari gerhana bulan.

"Ternyata Syaikh Muhyidiin bin Arabi sudah menjelaskan bahwa itu gejala gerhana bulan. Syaikh lbn 'Arabi sang Sufi dan filosuf itu menjalaskan dalam kitab Al Abadilah bahwa, jika gerhana bulan terjadi pada tanggal 13 Syawal berarti banyak kebaikan dan kemaslahatan di beberapa negara itu," katanya.

Baca Juga: Untuk Porkab 2021, Bupati Garut Anggarkan Rp50 Juta Tiap Kecamatan

Sedangkan, jika gerhana bulan terjadi pada 14 Syawal maka berarti banyak keburukan dan maksiat yang menyebar di beberapa daerah. Dan, jika gerhana bulan terjadi dibulan Syawal malam tanggal 15 maka menunjukan adanya penyebaran penyakit gatal berair dan sakit perut.

"Saya jadi penasaran bagaimana dulu Ibn 'Arabi bisa melakukan identifikasi itu. Yuk, baca bukunya," tutur Cholil Nafis.

Gerhana bulan total yang terjadi pada Rabu 26 Mei lalu, menarik perhatian sejumlah pihak untuk menyaksikan fenomena alam yang langka ini.

Namun sebelum terjadi gerhana, BMKG mengingatkan, khususnya kepada masyarakat pesisir pantai untuk meningkatkan kewaspadaan karena gerhana bulan berpengaruh terhadap alam sekitarnya seperti kemungkinan terjadi pasang air laut.

Menurut BMKG, gerhana bulan total kali ini (Rabu, 26 Mei 2021) posisinya dekat dengan bumi. Sehingga, pengaruh gravitasi bulan bisa menyebabkan air laut naik.***

 

 

Editor: Sep Sobar

Sumber: Instagram @holilnafis

Tags

Terkini

Terpopuler