Siswa di Sumedang Diajarkan Produksi Kopi dari Hulu Sampai Hilir

24 November 2022, 18:44 WIB
Siswa SMK PPN Tanjungsari Sumedang sedang belajar mengolah komoditas kopi. siswa diajari proses produksi kopi dari hulu ke hilir. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN  - Peningkatan produksi produk ketahanan pangan saat ini menjadi sektor yang tengah digenjot untuk dioptimalkan. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan perekonomian sekaligus membangun kemandirian pangan.

Bukan hanya pada volatile food, dorongan juga terus dilakukan untuk peningkatan produksi produk tanaman hutan seperti kopi. 

Kopi sendiri menjadi hasil hutan bukan kayu (HHBK) unggulan, lantaran bukan hanya bernilai ekonomis, tapi juga berfungsi konservasi lantaran bisa menahan erosi tanah.

Baca Juga: Meriahkan HUT Korpri Ke-51, ASN di Sumedang Adakan Gerak Jalan Santai

Upaya tersebut tidak hanya dilakukan secara praktis di lingkungan pertanian, tapi juga disiapkan lebih dini di lingkungan pendidikan.

Salah satunya adalah di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Tanjungsari Sumedang.  Di sana, siswa diajari proses produksi kopi dari hulu ke hilir.

Kepala Prodi Agribisnis Tanaman Perkebunan SMK PPN Tanjungsari Sumedang Yusi Aita Suhendar mengatakan, siswa setiap tahunnya sejak 2018 diajari bagaimana melakukan produksi kopi yang baik dan benar, dari mulai penyiapan lahan, pembibitan, penanaman hingga pengolahan baik itu roasting dan grinding sampai penjualan produk kopi.

Baca Juga: Kementrian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Sumedang Berkaitan Study Lesson

"Pembelajaran itu dari hulu-hilir, mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca-panen, sama pengolahan hingga penjualan dalam bentuk produk, masih seputaran sekolah saja karena masih terbatas," ucapnya, Kamis 23 November 2022.

Menurut dia, di daerah sekolahnya memang mudah ditemui tanaman-tanaman kopi yang bisa dijadikan bahan ajar peserta didik. Sehingga diharapkan siswa memiliki keahlian untuk mengolah kopi yang ada di daerah rumahnya menjadi potensi usaha yang menjanjikan.

"Sekarang juga sudah ada alumni yang memang terbilang berhasil mengelola produk kopi, mungkin memang melanjutkan usaha orang tuanya, dia bisa sampai menghasilkan produk kopi sendiri," jelasnya.

Baca Juga: BPBD Sumedang Siap Kirimkan Personil Baru ke Lokasi Bencana Gempa Cianjur

Menurut Yusi, saat ini para siswa belajar mengolah kopi arabika yang relatif labih mudah. Mereka langsung praktik di lapangan di lahan dekat sekolahan meskipun areanya masih belum luas.

Sementara itu, Akbar Rizky, salah satu siswa kelas XII SMK PPN Tanjungsari Sumedang mengatakan selama belajar pengolahan kopi di sekolah, ia mengaku bisa lebih mengetahui lebih jauh cara produksi dari mulai persiapan penanaman hingga tahap akhir melakukan pengemasan untuk dijual.

"Awalnya saya tidak tertarik, tapi sekarang jadi tahu komoditas kopi itu bisa bernilai ekonomi," kata pelajar berusia 18 tahun ini.

Baca Juga: Tempat Wisata Nyaman di Lingkar Timur Jatigede Sumedang, Cocok untuk Jalan-jalan Akhir Pekan

Untuk itu, ia berniat untuk masuk ke perguruan tinggi dengan jurusan yang sama, yaitu agro teknologi. "Saya nanti rencananya mau masuk perguruan tinggi jurusan yang sama," imbuhnya.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VIII Jawa Barat Dahyar mengatakan, kopi memang menjadi salah satu produk yang berpotensi untuk dikembangkan khususnya di Jawa Barat. Pasalnya, Jawa Barat memiliki dataran tinggi yang cocok untuk ditanami tanaman kopi.

"Letak geografis Jawa Barat itu cocok untuk dikembangkan penanaman kopi, sehingga diharapkan pendidikan vokasi di bidang produk tabanan kopi bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kopi dari Jawa Barat," ujarnya.

Baca Juga: Pemkab Sumedang Targetkan Jumlah Investasi di 2023 Senilai Rp2,3 Triliun

Ia pun optimis, SMK PPN Tanjungsari Sumedang ini bisa sukses mencetak profesional di bidang agrobisnis sehingga regenerasi petani bisa terjadi.

"Kopi ini memiliki potensi yang besar, jadi kalau dikelola oleh generasi muda dengan pendekatan teknologi, bisa mempercepat terbentuknya ketahanan pangan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi berharap dengan hadirnya SMK di Jabar yang berkaitan dengan pertanian maupun peternakan, tidak hanya diharapkan bisa turut menjadi penggerak untuk meningkatkan ekonomi.

Baca Juga: 4 Tempat Wisata Alam Curug di Sumedang yang Mempesona, Cocok untuk Melepas Penat saat Libur Akhir Pekan

"Harus juga menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan wirausahawan muda yang mandiri," ujar Dedi Supandi.

"Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri," ungkapnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler