Dampak Covid-19, Angka Kasus Stunting di Kota Tasik Naik 7,51 Persen. Uus: Akibat Daya Beli Masyarakat Turun

- 13 Oktober 2021, 11:00 WIB
Stunting banyak dialami anak Indonesia.
Stunting banyak dialami anak Indonesia. /Foto : Twitter @BKKBNofficial/

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, peningkatan kasus stunting di Kota Tasikmalaya disebabkan akibat penurunan daya beli masyarakat yang salahsatunya sebagai dampak pandemi covid-19.

Guna penanganan stunting di Kota Tasikmalaya berbagai upaya telah dilakukan seperti melakukan Kampanye Gizi, Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM).

Baca Juga: Jabar Sandingkan Emas Bola Voli Indoor PON XX Papua, Sejarah Baru Tercipta

Termasuk merubah perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat, yang dilakukan melalui program Kampanye Gizi Nasional (KGN).

"Untuk itu penanganannya sebenarnya harus lintas program dan lintas sektor,” kata Uus.

Artinya penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan, tetapi perlu peran serta Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Dinas KUMKM Disperindag, dan lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Update Terbaru! MPL PH NXPE vs OMG Didenda Rp42Juta, Ini Penyebabnya

Secara medis kata dia, penanganan atau pencegahan stunting dilakukan mulai dari seribu Hari Pertama kehidupan (1000 HPK) atau mulai bayi dari janin (0 bulan) sampai dengan usia dua tahun.

Setiap ibu hamil minimal diperiksa empat kali selama kehamilan, lalu diberikan tablet tambah darah (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan.

"Ibu hamil juga perlu diberi asupan giji tambahan khususnya bagi ibu hamil yang kurang energi kronik (KEK), seperti biskuit khusus untuk penanganan ibu hamil KEK yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan," ujar Uus.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x