Kasus Stunting di Garut Masih Tinggi, Anggota Dewan Minta Pemkab Serius Lakukan Penanganan

- 21 Februari 2022, 20:21 WIB
Cegah stunting, anggota Komisi IV DPRD Garut, Yuda Puja Turnawan memberikan bibit pohon kelor kepada salah satu kader Posyandu di wilayah Kecamtan Sukawening.
Cegah stunting, anggota Komisi IV DPRD Garut, Yuda Puja Turnawan memberikan bibit pohon kelor kepada salah satu kader Posyandu di wilayah Kecamtan Sukawening. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Hingga saat ini kasus stunting (gagal tumbuh) di Kabupaten Garut masih terbilang tinggi. Hal ini menjadi perhatian anggota DPRD Garut yang menilai harus ada langkah nyata yang dilakukan Pemkab Garut untuk melakukan penanganannya.

Anggota Komisi IV DPRD Garut, Yuda Puja Turnawan menyebutkan dari data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Garut, dari 211 ribu balita di Garut, 13 ribu di antaranya dikategorikan stunting. 

Angka ini tentu terbilang tinggi sehingga harus mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak terutama Pemkab Garut.

Baca Juga: Baznas Garut Dorong Pengesahan Perbup Gerakan Infaq dan Sodakoh

"Angka stunting di Garut ini masih tinggi dan tersebar di 42 kecamatan, termasuk di wilayah Kecamatan Sukawening ini. Di Desa Pasanggrahan saja ada 32 anak yang kategori stunting," ujar Yuda, Senin, 21 Februari 2022.

Tingginya angka kasus stunting di Garut ini, menjadi perhatian pihaknya. Oleh karenanya, dalam kegiatan reses kali ini pihaknya sengaja mengajak tim Halo Puan dari Jakarta sebagai lembaga sosial milik Ketua DPR RI Puan Maharani selama ini konsen terhadap penanganan stunting. 

Dikatakannya, bekerja sama dengan pihak Dinas Kesehatan Garut, tim Halo Puan melakukan edukasi penanganan stunting kepada masyarakat termasuk para kader Posyandu. Tak hanya itu, tim juga memberikan bantuan berupa 220 peket makanan tambahan bagi bayi.

Baca Juga: Tim Sancang Polres Garut Ciduk 6 Anggota Komplotan Spesialis Curanmor, Salah Satunya Anak SMA

Menurut Yuda, upaya pencegahan atau penanganan stunting ini harus dilakukan secara serius, tak cukup dengan hanya kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat seremonial.

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting salah satunya dengan memberikan edukasi kepada kader dan masyarakat serta program pemberian makanan tambahan (PMT) seperti yang dilakukannya saat ini.

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x