Ia menjelaskan biasanya omset penjualannya per hari mencapai sekitar Rp 5 hingga 8 juta. Namun saat ini, omsetnya sudah mencapai lebih dari Rp 10 juta hingga 15 juta per hari.
"Dari sisi harga, penjualan pakaian memang sedikit ada kenaikan. Namun kenaikannya tidak terlalu tinggi," kata Reni.
Baca Juga: Polisi Pastikan Laporan Korban Dugaan Investasi Bodong di Garut Segera Ditangani
Ia mencontohkan, untuk baju seharga Rp 85.000 biasanya naik menjadi Rp 90.000. Walaupun harga baju sedikit naik, pembeli tetap banyak baik yang untuk dijual lagi maupun yang untuk kebutuhan Ramadhan dan Idulfitri.
"Tidak semua item dagangannya naik. Barang yang paling bagus penjualannya adalah jenis mukena, baju koko dan baju muslim perempuan," kata Reni.
Sedangkan untuk penjualan jilbab, sajadah dan peci harganya relatif sama. "Kasihan juga kalau sedang keadaan seperti ini semua barang naik. Tapi kalau enggak dinaikkan enggak bisa juga karena pembeliannya naik, apalagi barang dari luar sekarang susah karena Covid 19," katanya.
Baca Juga: Ratusan Warga di Garut Diduga Jadi Korban Investasi Bodong, Ramai-ramai Lapor Polisi
Para pedagang memprediksi, penjualan baju muslim akan kembali meningkat saat menjelang Lebaran nanti. Namun ujar Reni, saat mendekati Lebaran, pembeli baju eceranlah yang biasanya akan mendominasi enjualan di tokonya.
"Kalau untuk saat ini awal-awal Ramadan biasanya yang belanja di toko saya untuk dijual lagi di pasar-pasar lain atau toko-toko rumahan. Kalau yang eceran atau perorangan biasanya belinya nanti menjelang Lebaran," ujar Reni.*