Duh, Kasus Pelecehan Anak dan KDRT di Sumedang Terus Meningkat

- 6 April 2022, 17:01 WIB
Ketua P2TP2A Sumedang Ny. Hj. Samantha Dewi Erwan menyatakan adanya kenaikan kasus pelecehan anak dan KDRT di Sumedang.
Ketua P2TP2A Sumedang Ny. Hj. Samantha Dewi Erwan menyatakan adanya kenaikan kasus pelecehan anak dan KDRT di Sumedang. /kabar-priangan.com/DOK Emi S/

KABAR PRIANGAN - Sampai bulan April 2022, kasus pelecehan anak dan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang dilaporkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sumedang tercatat ada 13 kasus.

Dari jumlah tersebut, menurut Ketua P2TP2A Sumedang Ny. Hj. Samantha Dewi Erwan, ada lima kasus yang menimpa anak sebagai korban dari orang dewasa dan ada pelaku anak, serta delapan kasus persoalan terkait perempuan. Masalah atau kasus yang dilaporkan tersebut didominasi terkait KDRT.

"Selain karena KDRT, ada juga karena rumah tangga yang harus terpisah, karena ada anak dari salah satu pihak tidak menyetujui terus berlanjut rumah tangganya, walaupun sudah puluhan tahun membina rumah tangga, sampai masalah ini dibawa ke ranah hukum. Saat menikah masing- masing membawa anak," ujar Ny. Samantha.

Baca Juga: Hewan Sakit yang Berobat di UPT PPKH Sumedang Mengalami Peningkatan

Sedangkan kasus anak diantaranya ada pelecehan seks dan perundungan di sekolah. 

Selain itu pun dari hasil laporan ke call center P2TP2A, ada beberapa kasus yang melaporkan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan atau kekasih.

"Kalau masalah pacaran biasa ya suka ada ada sambung putus, tapi korban kena pukul atau mendapat ancaman dan bersikap kasar. Jika masalahnya tidak termasuk ke ranah P2TP2A, cukup kami sarankan ke pihak yang lebih berwenang atau juga tidak melanjutkan kasus tersebut," ujar Wakil P2TP2A, Retno Ernawati.

Baca Juga: Aplikasi Sijagur Diluncurkan, Masyarakat Sumedang Bisa Pantau Sendiri Capaian Pembangunan Lewat Hape

Selanjutnya, call center juga sering kali mendapat laporan dari PPA Jawa Barat dan KPI Jakarta. Masalahnya, jika itu menyangkut kekerasan terhadap anak dan perempuan, pihaknya langsung menindaklanjuti sesuai kebutuhan klien.

"Kebetulan kami punya psikolog untuk korban laki-laki dan psikolog perempuan untuk korban perempuan. Selain itu ada dokter jiwa juga yang semua itu gratis saat melakukan pendampingan terhadap korban," ucapnya.

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x