KABAR PRIANGAN - Setelah Lebaran 1443 Hijriah sejak H-1 hingga H+5, debit sampah di Kota Tasikmalaya bertambah yang diperkirakan hingga tiga kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
Tumpukan-tumpukan sampah terlihat hampir di setiap trotoar ruas-ruas jalan yang ada di kota ini.
Mulai dari Jalan Bantarsari, Perintis Kemerdekaan, Empangsari, Paseh, Gunung Sabeulah, Ampera, Simpang Lima, Buninagara, RE Martadinata, Ahmad Yani, Parakannyasag Indihiang, dan sejumlah ruas jalan lainnya. Banyaknya sampah tersebut bahkan tak menyisakan ruang untuk pejalan kaki.
Tumpukan sampah rumah tangga tersebut paling banyak merupakan bekas kantong plastik, bekas bungkus ketupat, dan barang pecah lainnya yang didominasi sisa-sisa makanan khas Hari Raya
Idulfitri.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Terkendali, PPKM Jawa Bali Kembali Diperpanjang
Sampah-sampah tersebut diduga sengaja dibuang warga di sembarang tempat karena tempat sampah di rumah mereka sudah penuh.
"Di rumah, tong sampah kami sudah penuh. Daripada menimbulkan bau tidak sedap, lebih baik kami buang ke sini saja," ujar Yudi, warga Sukagalih, Talagasari, Kecamatan Kawalu, Senin
9 Mei 2022.
Akibat tumpukan sampah tersebut, tentu saja menimbulkan bau tidak sedap bagi masyarakat sekitar.
Ny Lina, salah seorang warga Jalan Perintis Kemerdekaan Karsamenak Kawalu mengaku, selain menimbulkan bau yang tidak sedap, dirinya khawatir tumpukan sampah akan menimbulkan penyakit jika terus dibiarkan.