KABAR PRIANGAN - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak telah terdeteksi di wilayah Kota Tasikmalaya. Data Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Perikanan Kota Tasikmalaya, tujuh ekor sapi telah dipastikan terinfeksi PMK melalui hasil uji laboratorium.
Sementara ratusan hewan ternak lainnya dinyatakan suspek PMK. Masuknya wabah PMK di Kota Tasikmalaya ini mulai membuat khawatir para pedagang daging sapi di pasar tradisional.
Robi (29), salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Cikurubuk, Kecamatan Mangkubumi, mengatakan, dirinya khawatir dengan wabah PMK karena bila wabah penyakit itu terus meluas, para pedagang di pasar pasti akan kesulitan mendapatkan sapi hidup untuk disembelih.
"Khawatir juga dengan informasi adanya PMK. Kalau sudah berdampak luas, pasti stok hewan ternak kurang," kata dia saat berjualan daging sapi di Pasar Cikurubuk, Jumat 20 Mei 2022.
Robi menyebutkan, saat ini dampak adanya wabah PMK sudah dirasakan para pedagang, meski tidak terlalu signifikan. Salah satu dampaknya, aktivitas para pedagang daging sapi yang hendak memotong di rumah potong hewan (RPH) dibatasi.
Menurutnya, sejak ada PMK, pedagang tak bisa dengan bebas keluar masuk RPH untuk memilih sapi yang akan dipotong. Setiap hendak masuk, mereka harus disemprot disinfektan. Pemilihan sapi yang hendak dipotong juga tak bisa dilakukan dengan bebas.
"Ya, agak kesulitan juga karena untuk memilih sapi harus dari jauh. Biasanya mah tinggal tunjuk," katanya.