KABAR PRIANGAN - Kepala Seksi Sarana Prasarana SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Suhendi Adi Zahri menuturkan, masalah ketersediaan anggaran menjadi kendala dalam menyelesaikan kerusakan bangunan yang setiap tahunnya terus bertambah.
Dari jumlah 1.050 bangunan Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, hampir 15 persennya dalam kondisi rusak berat dan sedang.
"Kalau kerusakan ringan, mungkin itu bisa diperbaiki sekolah dari dana BOS. Tetapi untuk yang rusak berat dan sedang, tentu membutuhkan anggaran tidak sedikit. Dari 1.050 bangunan SD yang ada, hampir 15 persenya rusak sedang dan berat," jelas Suhendi.
Baca Juga: Akibat Tiga Ruang Kelas SDN Sindangrahayu Tasikmalaya Ambruk, KBM Akan Dipindahkan ke Madrasah
Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, hanya bisa mengandalkan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk memperbaiki bangunan sekolah yang rusak.
Meski ada sistem yang harus ditempuh dengan meng-upload secara maksimal di Dapodik (Data Pokok Pendidikan).
Namun ia mengaku, akan semaksimal mungkin melakukan upaya perbaikan dengan cara mencari sumber anggaran lain, sehingga jumlah kerusakan sekolah bisa terus dikurangi.
Ia mengaku, untuk sumber DAK setiap tahunnya berbeda-beda. Bahkan pada tahun 2022 saja, pihaknya hanya menerima bantuan alokasi untuk perbaikan 6 ruang kelas yang terdapat 4 sekolah.