Wawan menambahkan, bangunan kelas darurat tersebut dibuat lantaran para orangtua khawatir dengan bangunan sekolah yang ada saat ini.
Dari enam lokal ruangan kelas yang ada, dua diantaranya sudah ambruk, sementara 4 ruang kelas lainnya kini pun sudah ditopang tiang dan terancam ikut ambruk.
Baca Juga: Teten Masduki Carikan Investor untuk Bantu Persigar Garut, Bupati: Siapkan Ketua Umum Baru
Para siswa secara bergantian belajar di kelas yang masih tersisa. Hal ini yang membuat para orangtua khawatir, jika ruang kelas yang masih tersisa dan kini dipergunakan juga akan ikut ambruk. Jika sudah begitu, maka sudah barang tentu akan menimbulkan korban jiwa.
Sumber anggaran pembangunan ruangan kelas darurat ini, kata Wawan, berasal dari hasil swadaya orangtua siswa dan masyarakat, sehingga tidak memberatkan pihak sekolah.
Hal itu mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian warga terhadap para siswa agar belajar lebih aman dan nyaman, tanpa dihantui rasa waswas bangunan ambruk.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Dekat dengan Stasiun Bandung, Berikut Destinasi yang Wajib Dikunjungi
"Saya sering melihat langsung karena rumahnya dekat dengan sekolah. Jadi ketika turun hujan para siswa berhamburan keluar kelas dan dipulangkan lebih cepat," tambah Wawan.***