Network
KABAR PRIANGAN - Bendungan Cariang peninggalan Belanda di Ujungjaya, Kabupaten Sumedang mengalami jebol sekitar tiga tahun lalu.
Bendungan Cariang yang berfungsi sebagai insfratruktur suplai air untuk pertanian bagi petani di wilayah Ujungjaya urung diperbaiki.
Dampak dari bendungan jebol tersebut, petani 6 desa di Kecamatan Ujungjaya mengalami penurunan produksi padi.
Baca Juga: Polres Gelar Silaturahmi dengan Pimpinan Partai Politik di Kabupaten Sumedang
Sebelum Bendungan Cariang jebol, petani di wilayah tersebut mampu produksi 3 kalo dalam kurun satu tahun. Namun setelah bendungan jebol, petani hanya bisa menanam padi satu musim dalam setahun.
"Kami sebagai petani sangat prihatin, karena setelah Bendungan Cariang jebol, kami hanya bisa sekali panen dalam setahun. Itupun mengandalkan pasokan air saat musim hujan," ujar tokoh tani asal Keboncau, Hendi Rohendi Hermawan, kepada kabar-priangan.com, Selasa, 31 Januari 2023.
Hendi menggambarkan, keprihatinan tersebut dirasakan petani di 6 wilayah desa yang terdampak dari jebolnya Bendungan Cariang. Di antaranya, petani di Desa Keboncau, Kudangwangi, Sukamulya dan Palasari.
Baca Juga: Wabup Tegaskan ASN Sumedang Tidak Terpengaruh Hiruk Pikuk Jelang Tahun Politik
"Jadi selama tiga tahun ini,kami hanya bisa menanam padi satu kali saja. Bisa dihitung berapa keuntungan petani yang hilang, akibat jebolnya bendungan. Dan selama ini pula Bendungan Cariang belum ada yang memperbaiki," ucapnya.
Kata dia, dengan menurunnya produksi padi di 6 desa, berdampak pada kemiskinan petani. Padahal wilayah Ujungjaya terkenal sebagai sentra tanaman padi di Sumedang.
