Baca Juga: Penemuan Mayat Hebohkan Warga Linggasari Ciamis, Penyebab Kematian Belum Diketahui
Bahkan khusus untuk yang dikirim melalui pengepul di Kabupaten Cianjur, kolang-kaling asal Salawu Tasikmalaya ini nantinya kerap dikirim untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri. Kondisi barang yang terbilang memiliki biji besar dengan warna bersih cerah, kenyal, berisi, dinilai memiliki standar untuk pengiriman ekspor. "Biasanya kalau untuk ekspor minta dalam keadaan biji yang bulat, tidak yang gepeng," kata Candra.
Salah seorang pengolah buah kolang-kaling di Desa Tanjungsari Kecamatan Salawu, Ani, menuturkan, sejak awal atau akan memasuki Ramadhan buah kolang-kaling sudah disiapkan untuk dibakar, lalu dikeluarkan bagian lapisan buah kolang-kaling dari cangkangnya. Selama bulan Ramadhan dirinya dan sejumlah warga lainnya berjualan kolang-kaling karena banyak konsumen yang pesan buah berwarna putih tersebut.
"Biasanya yang beli ada dari warga sini, atau pengendara motor atau mobil yang melintas. Jika jumlah berlimpah, maka dikirim ke pengepul," kata Ani.
Pengrajin kolang-kaling lainnya yang berada di Desa Cisarua, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Wawan (42) menyebutkan permintaan akan kolang kaling memang tinggi, tetapi saat ini ada kesulitan dalam mencari bahan baku.
Baca Juga: Meski Ada Korban Kelas Jauh Ilegal, Kampus STMIK Tasikmalaya Tetap Membantah
Hal ini karena bahan baku yang ada di pohon itu masih belum memasuki masa panen. Atau jika ada, buah kolang-kaling tersebut justru malah sudah terlampau tua. "Kalau pohon banyak, tetapi belum memasuki masa panen. Mungkin satu bulan kedepan sudah pas. Sehingga permintaan pasar tidak bisa semua dipenuhi," ujar dia.