Dalam Satu Pekan di Garut Ditemukan 80 Kasus Covid-19, Empat Meninggal Dunia

- 2 Mei 2023, 18:34 WIB
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Garut, Asep Surachman.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Garut, Asep Surachman. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Temuan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut dalam satu pekan terakhir terbilang sporadis dan sangat mengejutkan. Hal ini diduga akibat tingginya mobilitas warga karena banyaknya pemudik dari kota yang datang ke Garut. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, Asep Surachman, menyebutkan dalam satu pekan terakhir pihaknya menemukan 80 kasus Covid-19. Dari 80 kasus tersebut, 4 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi kali ini menurutnya merupakan kasus terbesar sepanjang sejarah setelah tahun 2021-2022. Penyebaran virus Covid-19 di Garut menjadi sporadis usai libur lebaran pasca perayaan Idul Fitri 2023 karena banyaknya pemudik yang datang dari kota serta dibukanya secara bebas tempat wisata.

Baca Juga: Bupati Garut Siapkan Anggaran Rp70 Miliar untuk Perbaikan Ruang Kelas

"Dari 80 kasus yang terjadi selama sepekan ini terdapat kasus kematian sebanyak 4 orang. Namun mereka yang meninggal memiliki comorbid terutama pada usia lansia," kata Asep, Selasa, 2 Mei 2023.

Disebutkannya, dalam kurun waktu 4 bulan selama 2023 ini, jumlah kasus Covid-19 secara keseluruhan di Garut mencapai 300 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 19 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. 

Menurut Asep, jika secara pandemi peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini sebenarnya masih terkendali. Terlebih bila dibandingkan dengan kejadian tahun sebelumnya yang jauh lebih tinggi. 

Baca Juga: Komplotan Spesialis Pencurian Kerbau dan Sapi di Garut Ditangkap, Dua Pelaku Dilumpuhkan Timah Panas

Ia menyampaikan, virus yang menjangkiti warga Garut saat ini merupakan turunan dari omicron sub varian baru, XBB.1.16. Tingkat penularannya hampir sama dengan omicron akan tetapi tingkat keparahannya tidak terlalu bahaya. 

"Kalau tingkat penularannya memang cepat tapi tidak sampai menimbulkan keparahan atau kegawatan. Memang ada yang sampai meninggal tapi itu akibat ada riwayat penyakit serta karena imunisasi yang tak lengkap bahkan ada yang sama sekali belum diimunisasi," ucapnya. 

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x