Buntut Dugaan Kekerasan kepada Seorang Siswi, Kepala SMAN 1 Tasikmalaya: Berawal Cekcok Dua Siswa, Kini Islah

- 22 Mei 2023, 21:37 WIB
Kepala SMAN 1 Tasikmalaya H Yonandi (baju koko) menyampaikan keterangan kepada wartawan di kampus SMAN I Tasikmalaya, Jalan Rumah Sakit, Kota Tasikmalaya, Senin 22 Mei 2023 sore, terkait dugaan kekerasan di sekolahnya yang sempat viral.*/kabar-priangan.com/Irman S
Kepala SMAN 1 Tasikmalaya H Yonandi (baju koko) menyampaikan keterangan kepada wartawan di kampus SMAN I Tasikmalaya, Jalan Rumah Sakit, Kota Tasikmalaya, Senin 22 Mei 2023 sore, terkait dugaan kekerasan di sekolahnya yang sempat viral.*/kabar-priangan.com/Irman S /

KABAR PRIANGAN - Heboh dan viralnya dugaan penganiayaan yang menimpa seorang siswi di SMAN 1 Tasikmalaya oleh teman sekelasnya, Selasa 16 Mei 2023, berakhir islah. Perdamaian dan mediasi dilakukan siang hari ini yang dihadiri orangtua kedua belah pihak, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya, Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Kecamatan Tawang, difasilitasi pihak Kemendikbud Ristek RI secara daring.

"Alhamdulillah, atas nama dan izin kedua belah pihak, saya sampaikan bahwa kesalahpahaman dan polemik ini sudah islah dan saling meminta maaf dalam mediasi yang difasilitasi pihak Kemendikbud Ristek," kata Kepala SMAN 1 Tasikmalaya Dr H Yonandi SSI, MT, dalam konferensi pers yang digelar di kampus SMAN I Tasikmalaya, Jalan Rumah Sakit, Kota Tasikmalaya, Senin 22 Mei 2023 sore.

Menurut Yonandi, polemik tersebut berawal dari percekcokan dua pelajar pria pada Selasa 16 Mei 2023 siang, tepatnya saat pergantian jam pelajaran. Guru yang hendak mengajar di Kelas XI SMAN 1 Tasikmalaya itu kebelet dan meninggalkan kelas. Saat itu siswa berinisial F iseng melempar butiran kerikil kepada siswa A (pelaku). Sekali dua kali, A masih sabar. Tapi kali ketiga A berdiri dan menghampiri F. Cekcok terjadi, F memukul dan dibalas pukulan oleh A.

Baca Juga: Viral Dugaan Pemukulan Siswi Sebuah SMA Negeri di Tasikmalaya, Orangtua Pelaku Pejabat Irjen Kemendikbud?

Kemudian siswa AG datang dan ikut dalam keributan itu. AG ikut memukul serta mendorong A. Dorongan membuat A oleng terjatuh, namun sebelum terjatuh dia meraih mulut AG, sehingga mulut AG luka dan berdarah.

Keributan di dalam kelas itu berlanjut ketika datang siswi Z (korban) menghampiri A. Siswi Z pada intinya membela siswa F dan siswa AG. Siswa A emosi dengan sikap siswi Z itu. Dia kemudian mendorong Z hingga pelipisnya membentur tembok dan berdarah.

Setelah guru kembali dari toilet, dia kaget mendapati dua anak didiknya luka berdarah-darah. Pihak sekolah kemudian membawa anak-anak yang terlibat ke ruangan bimbingan konseling. Sementara siswa dan siswi yang luka dibawa ke UGD dan lukanya dijahit.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x