Penyakit LSD Pada Hewan Ternak di Garut Merajalela

- 25 Mei 2023, 19:27 WIB
Seorang petugas Diskanak Garut menyuntikan obat kepada seekor sapi untuk menjaga kesehatan sapi tersebut.
Seorang petugas Diskanak Garut menyuntikan obat kepada seekor sapi untuk menjaga kesehatan sapi tersebut. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Para peternak di Kabupaten Garut dimintai waspada terhadap serangan penyakit kulit lumpy skin disease (LSD). Saat ini serangan LSD terhadap hewan ternak di Garut sudah merajalela.

Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Sofyan Yani, serangan penyakit LSD di Garut mulai terjadi awal tahun 2023. Di Garut, kasus serangan LSD pertama kali ditemukan di wilayah Kecamatan Kadungora. 

"Di Garut serangan penyakit LSD ini pada awalnya kami temukan di wilayah Kadungora awal 2023 lalu. Kini penyakit yang menyerang hewan ternak terutama sapi dan kerbau ini sudah menyebar ke beberapa kecamatan lainnya," ujar Sofyan, Kamis, 25 Mei 2023.

Baca Juga: Ini Besaran Nilai Tunjangan Kepala Dinas yang Baru Dilantik oleh Bupati Garut

Disebutkannya, tingkat penyebaran penyakit LSD ini tergolong cepat. Untungnya, penyakit yang menyerang hewan ternak ini tidak menular dan membahayakan kepada manusia seperti flu burung 

LSD, tutur Sofyan, hanya berpengaruh pada pertumbuhan hewan ternak itu sendiri. Hewan ternak yang terpapar, pertumbuhannya akan terganggu sehingga berat badannya tidak akan bisa maksimal. 

Begitupun pada sapi perah yang terpapar penyakit ini ungkapnya, akan mengalami penurunan produksi susu. Tingkat penurunannya pun bisa drastis sehingga tentu saja bisa merugikan para peternak. 

Baca Juga: Ini Pesan Bupati Garut untuk 4 Kepala Dinas yang Baru Dilantik

"Gejala penyakit LSD ini bisa dilihat pada kulit. Hewan yang terpapar LSD ini pada umumnya akan terdapat benjolan, kudis, serta penyakit kulit lainnya," katanya. 

Meski tidak menular dan membahayakan manusia, Sofyan menyampaikan penyakit ini tetap harus diwaspadai. Hal ini karena dampaknya yang cukup besar bagi pertumbuhan hewan sehingga jika terus terjadi, akan sangat merugikan para peternak. 

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x