KABAR PRIANGAN – Tanaman manggis, buah tropis asli Indonesia yang dikenal dengan manfaat kesehatan luar biasa, kini menjadi pusat perhatian dalam upaya peningkatan ekonomi di Desa Margahayu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pada Rabu 17 Juli 2024, Aula Pemerintah Desa Margahayu menjadi lokasi pelaksanaan program pengabdian masyarakat bertajuk “Peningkatan Nilai Tambah Kulit Manggis Menjadi Produk Teh Manggis”.
Program ini bertujuan mengolah limbah kulit manggis yang sering kali terabaikan, menjadi produk bernilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat Skema Program Kemitraan Masyarakat (PbM-PKM) yang dilaksanakan oleh Tim Dosen Jurusan Perbankan dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya. Tim yang dipimpin oleh Agi Rosyadi, S.E., M.M., dan beranggotakan Yuyun Yuniasih, S.E., M.Si., Deny Hidayat, S.E., M.M., Dr. Wursan, serta Annas Syams Rizal Fahmi, S.E.I., M.E., juga melibatkan tiga mahasiswa, M. Nazwar R, Nisa, dan Siti Nurmalasari, dalam melaksanakan pelatihan berupa demonstrasi dan presentasi.
Manggis, yang kaya akan antioksidan dan senyawa sehat seperti xanton dan antosianin, menyimpan potensi besar dalam industri obat-obatan dan makanan fungsional. Namun, banyak potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah kulit manggis, yang mencapai 70-75% dari total buah, sering kali hanya menjadi sampah, padahal dapat diolah menjadi produk seperti teh, jus, sirup, dan kapsul.
Program ini bertujuan memanfaatkan limbah kulit manggis di Desa Margahayu dengan melibatkan masyarakat, UMKM, dan petani manggis. Metode yang diterapkan meliputi pengumpulan informasi melalui wawancara mendalam, identifikasi kebutuhan, sosialisasi, serta pelatihan dalam produksi dan pemasaran digital.
Dalam kegiatan ini, Insi Alfadhilah, Praktisi Bisnis Digital turut serta sebagai narasumber utama dalam sesi pemasaran digital. Insi Alfhadilah menyampaikan materi mengenai strategi pemasaran digital yang efektif untuk produk teh manggis, memberikan wawasan penting tentang cara memanfaatkan platform online untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan produk.
Menurut data Kementerian Pertanian, nilai ekspor manggis mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga 2021, menunjukkan permintaan pasar yang tinggi. Pemerintah Indonesia aktif mengembangkan budidaya manggis melalui APBN sejak 2006, dengan lahan budidaya terbesar di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Barat.
Agi Rosyadi menyebutkan, Desa Margahayu memiliki potensi besar sebagai sentra pengolahan manggis. Program pengabdian ini mengidentifikasi beberapa permasalahan utama, termasuk keterbatasan pengetahuan tentang produk olahan, manajemen pemasaran, dan orientasi pada kualitas produk. "Solusi yang ditawarkan mencakup penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam mengolah kulit manggis menjadi teh manggis serta strategi pemasaran yang efektif," ujarnya.
Kegiatan ini melibatkan kolaborasi antara Karang Taruna, aparat desa, dan PKK Desa Margahayu dengan total 66 peserta. Fokus kegiatan meliputi penyuluhan tentang manfaat kulit manggis, pelatihan proses produksi teh, dan pemasaran digital. Dengan dukungan dari lembaga terkait, diharapkan program ini dapat memperkuat industri pangan lokal dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Usai Geruduk Kantor BPN, Ratusan Massa di Pangandaran Kembali Gelar Aksi Soal Tanjung Cemara
Desa Margahayu diharapkan dapat memanfaatkan potensi ini untuk menjadi contoh sukses pengembangan produk lokal berbasis komoditas pertanian. Program ini tidak hanya memberikan nilai tambah pada limbah kulit manggis tetapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup mereka.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan saluran WhatsApp Channel