Network
KABAR PRIANGAN - Berstatus KLB Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya terus melakukan penanganan DBD dengan lebih intens.
Data di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kasus DBD di Kota Tasikmalaya sejak awal Januari hingga 30 Juli 2024 tercatat sebanyak 1.326 kasus dengan empat kasus di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, secara kriteria KLB memang sudah memenuhi syarat. Hal itu kata Uus, dikarenakan kasus DBD di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan yang tercatat sejak Januari hingga Juli 2024 sebanyak 1.326 kasus dengan angka kematian sebanyak empat orang.
Baca Juga: Avanza Seruduk Rush di Kota Tasikmalaya, Sopir Pingsan di Lokasi
Ia mengatakan, selama ini Pemerintah Kota Tasikmalaya, khususnya di Dinas Kesehatan sudah melakukan upaya teknis penanganan DBD, seperti masif mengedukasi masyarakat tentang gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk dan menerapkan 3M yakni menguras, mengubur, dan menutup tempat penampungan air.
"Kita juga terus melakukan upaya pengasapan fokus di daerah yang terdapat kasus DBD, kemudian pemberian obat abate untuk membunuh jentik nyamuk agar tidak berkembangbiak," katanya.
Baca Juga: Pilkada Kota Tasikmalaya, HM. Yusuf atau Viman Alfarizi? Begini Kata KH. Aminuddin Bustomi
Nyamuk Wolbachia
Selain dari PSN, fogging, dan penegakan diagnoda dini kata Uus, ada upaya lain pengendalian DBD yang bisa dipertimbangkan menjadi alternatif.
Yang pertama adalah pengembangan (sebar) nyamuk Wolbachia, karena dibeberapa tempat termasuk di beberapa negara juga penanganan DBD melalui pengembangan nyamuk Wolbachia ini dianggap berhasil.
"Walaupun memang butuh pertimbangan lebih lanjut karena berkenan dengan biaya dan teknologi, khususnya juga terkait pemahaman kepada masyarakat tentang nyamuk Wolbachia," katanya.
