KABAR PRIANGAN - Guna mengantisipasi dampak kemarau terhadap lahan pertanian, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya, mengimbau petani di Kota Tasikmalaya beralih menanam palawija.
Sub Koordinator Perbenihan dan Perlindungan Tanaman pada DKP3 Kota Tasikmalaya Deni Nugraha mengatakan, pihaknya telah menerima edaran mengenai kewaspadaan menghadapi kemarau. Maka dari itu, pihaknya meneruskan hal itu kepada petani.
“Ya dari provinsi sudah ada imbauan, memasuki musim kemarau diprediksi akan banyak lahan pertanian termasuk di Kota Tasik yang kesulitan mendapat suplai air. Kami lalu meneruskan imbauan ini ke masyarakat khususnya petani, kata Deni, Rabu, 7 Agustus 2024.
Baca Juga: Tekan Kasus Stunting, Dinkes Kota Tasikmalaya Siapkan Dokter Spesialis
Dalam informasi yang diterima dari pemerintah Provinsi Jabar kata Deni, puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2024.
Selain itu, kata Deni, pihaknya juga mengimbau, agar petani mulai memaksimalkan sumur resapan yang ada. "Mudah-mudahan dengan begitu dampak kemarau dapat diantisipasi, terutama pada lahan pertanian,” katanya.
Menurutnya, sejumlah jenis tanaman palawija cocok ditanam selama kemarau dikarenakan tak membutuhkan banyak air untuk bisa bertahan hidup dan berkembang hingga panen.
Baca Juga: Kasus DBD Terus Naik, Dinkes Kota Tasikmalaya Siap Sebar Nyamuk Wolbachia
"Jenisnya ada cabai merah, tomat, cabai hijau, jagung, buncis, paria atau mentimun. Keuntungan jenis tanaman palawija itu lumayan daripada memaksakan tanam padi," katanya.
"Dari segi keuntungan juga hasilnya bagus. Daripada memaksakan menanam padi, resiko gagal panennya tinggi, lebih masuk akal menanam palawija karena tanaman ini sangat cocok untuk cuaca kering," katanya.