4 Tanda Hero Complex di Tempat Kerja, Apa Saja dan Bagaimana Mengatasinya?

26 November 2023, 09:45 WIB
Sering lelah dan merasa semua pekerjaan harus Anda tangani bisa jadi adalah salah satu ciri hero complex atau sindrom pahlawan./ Freepik /

 

KABAR PRIANGAN - Hero complex atau sindrom pahlawan adalah sebuah gangguan yang membuat individu yang mengalaminya memiliki kebutuhan yang besar untuk menjadi pahlawan dalam berbagai situasi bahkan untuk dianggap berjasa. Tahukah Anda bahwa sindrom pahlawan juga sering terjadi di tempat kerja? Yuk baca selengkapnya.

 

Tanda-tanda Hero Complex di Lingkungan Kerja

1. Terlalu banyak bekerja dan kelelahan

Sindrom pahlawan di tempat kerja sering bermanifestasi sebagai kerja berlebihan dan kelelahan. Karyawan dengan sindrom pahlawan mungkin mengambil beban kerja yang berlebihan, menjadi sukarelawan untuk tugas-tugas tambahan, dan bekerja di atas dan di luar tanggung jawab pekerjaan mereka. Hal ini pada akhirnya menyebabkan kelelahan fisik dan emosional.

2. Kurangnya pendelegasian

Individu dengan sindrom pahlawan sulit mendelegasikan tugas, karena mereka percaya bahwa mereka adalah satu-satunya orang yang mampu menanganinya secara efektif. Hal ini dapat menghambat kolaborasi tim, dan mencegah pertumbuhan dan perkembangan kemampuan rekan kerjanya.

3. Kebencian dan frustrasi

Terlepas dari niat mulia mereka, para pahlawan dengan sindrom pahlawan di tempat kerja sering kali menjadi kewalahan dan kesal. Mereka mungkin merasa kurang dihargai, dimanfaatkan, atau frustrasi ketika orang lain tidak memenuhi ekspektasi mereka.

4. Menghambat Pertumbuhan dan Kemandirian

Sindrom pahlawan di tempat kerja dapat menghambat pertumbuhan dan kemandirian rekan kerja dan bawahan. Dengan terus menerus turun tangan untuk menyelamatkan hari, para pahlawan menghalangi orang lain untuk belajar dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah mereka sendiri, sehingga menghambat pertumbuhan profesional mereka.

Baca juga: Hero Complex, Mencari Pengakuan dengan Menjadi Pahlawan. Apa Gejala dan Penyebabnya? Yuk Cek di Sini

Cara Mengatasi Hero Complex

Setelah mengetahui apa itu hero complex, Anda akan tahu cara mengatasinya. Menghadapi hero complex bisa jadi menantang, tetapi dengan kesadaran diri dan pendekatan proaktif, Anda dapat mengatasi efek negatifnya. 

Berikut adalah beberapa strategi untuk membantu mengelola dan mengatasi hero complex:

1. Kenali dan akui polanya

Langkah pertama dalam menghadapi sindrom pahlawan adalah mengenali dan mengakui keberadaannya dalam hidup Anda. Ambil langkah mundur dan renungkan perilaku, motivasi, dan dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesadaran adalah kunci untuk memulai perubahan.

2. Tantang keyakinan Anda

Periksa keyakinan-keyakinan yang mendasari yang memicu rasa kepahlawanan Anda. Pahami bahwa bukan tanggung jawab Anda untuk menyelesaikan masalah setiap orang atau menjadi penyelamat. Tantanglah anggapan bahwa nilai Anda ditentukan oleh kemampuan Anda untuk menyelamatkan orang lain. 

Ingatkan diri Anda bahwa tidak masalah untuk meminta bantuan dan orang lain mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri.

3. Berlatihlah untuk merawat diri sendiri 

Prioritaskan kesejahteraan diri dan tetapkan batasan untuk melindungi kesehatan Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat membantu orang lain secara efektif jika Anda kelelahan secara fisik dan emosional. Alokasikan waktu untuk kegiatan yang menyegarkan Anda, apakah itu melakukan hobi, menghabiskan waktu dengan orang yang Anda cintai, atau sekadar beristirahat untuk bersantai dan memulihkan tenaga.

4. Belajarlah untuk berkata ‘tidak’

Berlatihlah untuk berkata ‘tidak’ saat diperlukan. Pahami bahwa menolak permintaan tidak membuat Anda menjadi egois atau tidak peduli. Kaji kapasitas Anda dan pertimbangkan apakah mengambil tugas tambahan sesuai dengan prioritas dan kesehatan Anda. Dengan mengatakan ‘tidak’, Anda dapat menjaga keseimbangan yang sehat dan mencegah kelelahan.

5. Mendelegasikan dan Memberdayakan Orang Lain

Ketahuilah bahwa Anda bukanlah satu-satunya orang yang mampu di ruangan itu. Delegasikan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain, sehingga mereka dapat tumbuh dan mengembangkan kemampuan mereka. Dengan memberdayakan orang lain, Anda mendorong kerja sama tim, memupuk kemandirian, dan menciptakan lingkungan yang mendukung di mana setiap orang dapat menyumbangkan kekuatan mereka.

6. Mencari Dukungan dan Umpan Balik

Lakukan percakapan yang terbuka dan jujur dengan teman, anggota keluarga, atau kolega yang terpercaya. Mintalah perspektif dan umpan balik dari mereka tentang perilaku dan kecenderungan Anda. Wawasan mereka dapat memberikan sudut pandang eksternal yang berharga dan membantu Anda mendapatkan perspektif yang lebih seimbang.

Baca juga: Baby Blues Kerap Keliru dengan Postpartum Depression. Kenali Perbedaannya di Sini

7. Tetapkan Harapan yang Realistis

Pahami bahwa kesempurnaan tidak dapat dicapai, dan tidak apa-apa untuk membuat kesalahan atau meminta bantuan. Tetapkan ekspektasi yang realistis untuk diri sendiri dan orang lain. Terimalah gagasan bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan kontribusi yang berbeda untuk ditawarkan, dan kolaborasi sering kali dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada mencoba menjadi pahlawan sendirian.

8. Berlatihlah Berempati dan Mendengarkan Secara Aktif

Kembangkan empati dan latihlah keterampilan mendengarkan secara aktif. Pahamilah bahwa terkadang, orang tidak membutuhkan pahlawan; mereka membutuhkan seseorang untuk mendengarkan dan mendukung mereka. Dengan benar-benar memahami perspektif dan kebutuhan orang lain, Anda dapat memberikan dukungan yang lebih efektif dan tepat.

9. Carilah Bantuan Profesional jika Dibutuhkan

Jika Anda menemukan bahwa hero complex Anda secara signifikan berdampak pada kesejahteraan, hubungan, atau fungsi Anda secara keseluruhan, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Seorang terapis atau konselor dapat memberikan bimbingan dan dukungan dalam mengatasi masalah yang mendasarinya dan mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat.

 Ingatlah, mengatasi hero complex adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan kesabaran, refleksi diri, dan upaya yang konsisten. Rayakan kemajuan Anda di sepanjang perjalanan dan berbaik hatilah pada diri Anda sendiri. Dengan menerapkan pola pikir yang lebih sehat dan membina kolaborasi, Anda dapat menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan.***

 

 

Editor: Utami Isharyani Putri

Sumber: Mindsjournal

Tags

Terkini

Terpopuler