Proses pertama, dimana Alquran diturunkan dari Lauh Mahfuzh secara keseluruhan ke Langit Dunia disebut dengan Anzala, sementara proses turunnya Alquran disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW disebut dengan Nazala.
Menurut Ustadz Adi, apa yang dimaksud Lailatul Qadar itu bukan saat Alquran diturunkan kepada Nabi SAW, tetai saat turun dari Lauhul Mahfuzh kepada langit dunia.
“Karena itu malam Alqadar tidak ada yang tahu kapan waktunya. Disebutkan hanya ramadhan saja. Waktunya dirahasiakan oleh Allah supaya kita berburu untuk mendapatkan kemuliaannya,” katanya.
Karena itu di malam-malam Ramadhan itu, kata Ustadz Adi Hidayat, Allah kemudian tunjukkan pada kita hanya ada satu malam yang akan bertepatan dengan peristiwa malam turunnya Alquran dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia.
“Malam yang disebut dengan malam Alqadar, diminta kepada kita untuk memburunya setiap malam ramadhan supaya kita semangat tetap mencarinya,” katanya.
“Saking tingginya proses penurunan Alquran ini, saking pentingnya turunnya Alquran ini, kata Allah saya hadiahkan siapa yang beribadah bertepatan dengan malam itu maka pahalanya saya naikkan sendiri dengan lebih dari seribu bulan,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Kalau dikonversikan dengan waktu, maka seribu bulan itu kurang lebih selama 85 tahun. “Jikalau anda bertepatan shalat tahajud di malam itu baru satu rakaat kemudian meninggal dunia, itu sama dengan salat tahajud selama 85 tahun tanpa henti,” katanya.***