KABAR PRIANGAN - Leptospirosis adalah salah satu penyakit penyerta banjir yang jarang diketahui oleh masyarakat. Sementara, Kementrian Kesehatan mencatat kasus positif terinfeksi bakteri penyebab Leptospirosis di Indonesia sangat tinggi, mencapai 2,5 hingga 16,45 persen. Pada usia diatas 50 tahun, kematian mencapai 56 persen.
Maka dari itu masyarakat harus waspada. Apalagi memasuki musim penghujan. Terutama di daerah rawan banjir. Karena, Leptospira sp, bakteri penyebab Leptospirosis menular dengan sangat mudah melalui air yang terkontaminasi.
Seperti air got, genangan air, dan lumpur. Bakteri tersebut dibawa oleh tikus dan dikeluarkan melalui air kencing atau urinnya.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Bekasi yang Lagi Hits 2023, Cocok untuk Bukber Ramadhan bareng Keluarga
Data Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) pada 5 Maret 2023, tahun ini ada 9 orang meninggal akibat Leptospirosis. Dan terdapat 249 kasus positif terinfeksi bakteri Leptospira.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansah pun mengatakan bahwa beberapa wilayah di Jatim terdeteksi Leptospirosis yang diakibatkan oleh kencing tikus.
Selain penularan melalui air yang terkontaminasi, juga bisa melalui sentuhan bakteri pada kulit yang terluka, dan makanan yang terkontaminasi kencing tikus.
Pengyakit tersebut sangat berhbahaya, karena jika tidak segera ditangani akan merusak fungsi organ tubuh sehingga menimbulkan komplikasi yang disebut fase Weil.