Orang Rusia dan Ukraina di Bali Rebut Lapangan Kerja Penduduk Lokal, Bagaimana Sikap Pemerintah RI?

- 17 Maret 2023, 22:51 WIB
Tiga turis Rusia dideportasi karena memiliki usaha ilegal tanpa dokumen di Bali.*/Antaranews.com
Tiga turis Rusia dideportasi karena memiliki usaha ilegal tanpa dokumen di Bali.*/Antaranews.com /

Baca Juga: Jadwal Keberangkatan Mudik Gratis Idul Fitri 2023 Jasa Raharja Kereta Api dan Bus, Catat Agar Tak Ketinggalan!

Beberapa turis Rusia tersebut telah bekerja di Pulau Bali sebagai penata rambut, babysitter, supir taksi bahkan pekerja seks komersial (PSK). Seringkali ditemukan para Warga Negara Asing tersebut tidak memiliki visa kerja yang diwajibkan oleh hukum. Jumlah orang Ukraina pun semakin meningkat, dengan angka satu per sepuluh dari jumlah total pendatang.

Awal bulan ini, Pemerintah Provinsi Bali mengumumkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri dari pejabat Kementrian Tenaga Kerja, Industri, dan Perdagangan, serta kepolisian untuk menindak para pekerja asing yang tidak memilki dokumen. Satgas tersebut akan meningkatkan pemantauan internet dan memasang papan reklame yang memperingatkan wisatawan untuk tidak bekerja secara ilegal di pulau Bali.

Pada minggu pertama pembentukan Satgas, terciduk enam orang turis yang beasal dari Rusia. Tiga diantaranya bekerja sebagai PSK, dua instruktur pengemudi sepeda motor, dan seorang pelatih tenis. Mereka berenam kemudian diperintahkan untuk deportasi.

Baca Juga: Mantan Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir Diperiksa Kejati Sultra, Dicecar 35 Pertanyaan

Satgas juga pernah mengarak seorang turis Rusia berusia 27 tahun karena bekerja sebagai fotografer lepas dengan menggunakan visa investasi, dengan tudung hitam di kepalanya di depan media lokal. Hal itu merupakan tadisi yang biasa dilakukan untuk tersangka pengedar narkoba.

Pemilik perusahaan travel di bidang outdoor Zee Putro meyampaikan harapan kepada pemerintah untuk tidak menutup mata terhadap keberadaan orang asing yang memanfaatkan keramahtamahan orang Indonesia.

Putro mengklaim bahwa masuknya orang Rusia ke pulau Bali mengancam seluruh industri, tidak hanya bisnisnya. “Awalnya merekam menghubungi saya dan meminta ‘berkolaborasi’, maksudnya mereka ingin memperkenalkan tamu baru untuk mendapatkan komisi,” kata Putro.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x