KABAR PRIANGAN - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) aktif melakukan roadshow ke berbagai universitas di Indonesia untuk mempromosikan program Entrepreneur Hub sebagai upaya mengatasi masalah deindustrialisasi yang sedang melanda.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menjelaskan bahwa kemajuan teknologi global menyebabkan pengurangan signifikan tenaga kerja di sektor manufaktur demi efisiensi. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan enggan memperluas operasi ke negara berkembang. Termasuk Indonesia, karena kecerdasan buatan (AI) memungkinkan perusahaan mengurangi biaya produksi sambil mencapai hasil optimal.
Jika situasi ini dibiarkan, akan timbul masalah pengangguran yang serius dan memperbesar sektor usaha mikro. Karena itu, Entrepreneur Hub diharapkan menjadi langkah awal bagi pemerintah untuk mendorong munculnya wirausahawan baru dan menciptakan sumber ekonomi berbasis kampus.
Baca Juga: Pilkada 2024 Kian Dekat, Bawaslu Hadapi Permasalahan Banyaknya Aplikasi yang Digunakan
"Kita perlu mencetak wirausahawan baru karena potensi kita sangat besar. Program kewirausahaan di berbagai negara umumnya dirancang dengan sengaja, bukan kebetulan," kata MenKopUKM Teten Masduki saat acara Entrepreneur Hub Go To Campus di Universitas Warmadewa, Bali, Selasa (03/09).
Program Entrepreneur Hub menggandeng berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk mendorong lahirnya wirausahawan muda yang terlatih dan kompetitif. Program ini bertujuan agar generasi muda dapat menciptakan lapangan kerja mereka sendiri, bukan hanya mengandalkan peluang yang disediakan pemerintah atau sektor swasta.
"Kami fokus bekerja sama dengan kampus untuk melahirkan wirausahawan baru sebagai sumber ekonomi baru, karena riset menunjukkan 75 persen anak muda ingin menjadi pengusaha," ujar MenKopUKM Teten Masduki.
Baca Juga: Pertahanan Kokoh Timnas Indonesia Sukses Tahan Imbang Arab Saudi 1-1, Laga Panas Penuh Kartu Kuning!
Program kewirausahaan berbasis kampus ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan per kapita, karena usaha yang didirikan sering kali berlandaskan riset dan teknologi. Ini sejalan dengan target pemerintah untuk menjadikan Indonesia negara maju dengan pendapatan per kapita mencapai 30.300 dolar AS pada tahun 2045, dibandingkan dengan posisi saat ini yang berada di level 4.191 dolar AS per kapita menurut data Bappenas.