Baca Juga: Pimpinan Baru Divisi Humas POLRI: Penerima Adhi Makayasa 1995, Irjen Pol. Sandi Nugroho
Arip pun keberatan ketika Pemkot Tasikmalaya melalui dinas menawarkan opsi bahwa dalam menutup anggaran sementara menggunakan terlebih dahulu dari Hibah KONI sebesar Rp 2,5 miliar di tahun 2023. "Kalau misal dipakai dana rutin KONI, otomatis uang pembinaan terganggu. tetap hak atlet rasionalnya bisa dipenuhi oleh hibah di APBD perubahan," katanya.
"Jadi rinsipnya atlet dan cabor menolak diberi bonus senilai itu KONI pun keberatan kalau hibah digunakan untuk itu," ujar Arip seraya menambahkan pihaknya akan terus memperjuangkan nasib para peraih medali itu.
Sementara Kadisporabudpar Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana menjelaskan pihaknya hanya diberikan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar untuk bonus atlet. Sebab, besarannya sudah diatur dalam perwalkot. "Berbicara kecewa, saya pun cabor basket kecewa. Hanya kami di sini mari cari solusi. Alternatifnya hibah KONI digunakan dulu untuk menutupi kebutuhan bonus atlet yang biasanya diterima Rp 50 juta untuk peraih medali emas," ujarnya.
Menurut Deddy, ada celah perubahan 50 persen hibah dipindah untuk menutupi kekurangan bonus yang diharapkan. Nantinya untuk dana pembinaan cabor bisa dicarikan sumber lain supaya tetap berjalan.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Bandung yang Lagi Hits untuk Bukber, Yuk Nikmati Menu yang Tak Biasa!
"Kami tak akan cari kambing hitam tapi solusi ke depannya agar olahraga kota lebih baik. Merujuk perwalkot, kami itu dibatasi kalau di dinas ada standar pemberian penghargaan untuk katwgori regional, lokal, internasional. Kami juga akan membuka ruang untuk berkomunikasi dengan para cabor dalam merumuskan solusinya," ujarnya.***