KABAR PRIANGAN - Pada sesi diskusi usai pertunjukan 'Lakon yang Ditulis Kemudian' yang dipentaskan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater 28 Universitas Siliwangi (Unsil), sutradara cum penulis naskah, Bode Riswandi, menceritakan proses kreatif lahirnya karya ini sekaligus kisah-kisah dramatis yang dialami para pemain selama proses tersebut.
'Lakon yang Ditulis Kemudian' ditulis oleh Bode Riswandi, yang juga alumni Teater 28 Unsil, berawal dari risetnya sejak tahun 2009.
Pada tahun tersebut ia meneliti kehidupan perempuan di sejumlah kawasan lokalisasi di Jambi, Sarkem, (Yogyakarta), Saritem (Bandung), Gang Sadar (Purwokerto), dan sejumlah tempat di Kota Tasikmalaya.
Dari hasil riset tersebut, lahirlah sejumlah karya sastra dalam bentuk cerita pendek (cerpen), novel, dan naskah drama. Pada tahun 2012, Bode Riswandi menyuguhkan hasil risetnya itu ke dalam tiga cerpen.
"Berteman Baik Dengan Pelacur", "Pelacur yang Mati Sehari Menjelang Pemilukada", dan "Para Pembunuh" yang termuat dalam kumpulan cerpen berjudul Istri Dalam Celurit.
Enam tahun berselang, yaitu pada tahun 2018, cerpen-cerpen tersebut kemudian dikembangkan jadi dua naskah drama, yaitu Lakon yang Ditulis Kemudian dan Tamu Istimewa.
Pada tahun yang sama, Lakon yang Ditulis Kemudian dipentaskan keliling Jawa-Sumatera untuk pertama kalinya oleh Teater 28. Di tahun 2019, Bode merampungkan satu naskah drama lain yang bersumber dari cerpennya dengan judul yang sama, "Seseorang yang Mati Sehari Menjelang Pemilukada".