KH. Sa'dulloh: Untuk Menjadi Orang Sukses Butuh Waktu Lama dan Perjuangan Berat

28 Juni 2021, 15:13 WIB
Pimpinan Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, KH Sa’dulloh, menyampaikan saran terhadap para santri terkait kiat menjadi orang sukses dalam sebuah acara tasyakur baru-baru ini. /Istimewa/


KABAR PRIANGAN - Pimpinan Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, KH Sa’dulloh, menyampaikan bahwa proses belajar untuk menjadi orang sukses itu butuh waktu lama dan perjuangan berat.

Kata dia, perjuangan mencari ilmu itu tidak hanya terbatas sampai selesai belajar di pesantren atau sekolah saja, atau tidak hanya selesai sampai berumah tangga. Tetapi mencari ilmu itu harus terus dilakukan selama masih hidup.

Demikian disampaikan KH Sadulloh, dalam kegiatan Tasyakur Akhirussanah Yayasan Pendidikan Islam Mohammad Aliyuddin di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sukamantri Tanjungkerta Sumedang Jawa, baru-baru ini.

Baca Juga: Petani Didorong untuk Manfaatkan Medsos dalam Mendukung Kegiatan Usaha

"Proses belajar dan proses mencari ilmu untuk menjadi orang sukses itu memerlukan perjuangan yang berat, panjang perjalanannya, dan waktu yang lama," ujarnya.

Ia mengingatkan, jika ingin mendapatkan kualitas ilmu, maka proses belajar mencari ilmu itu harus lama.

Sebagai referensi, kata dia, bacalah biografi orang-orang yang sukses dalam mencari ilmu.

Baca Juga: Ini Jadwal SIM Keliling Wilayah Hukum Polres Tasikmalaya Kota Pekan Ini

Lihat bagaimana perjuangan para kiai, para ulama, tokoh-tokoh bangsa, tokoh-tokoh masyarakat yang telah sukses.

"Kalau melihat orang sukses, jangan hanya kagum saja. Tapi lihat bagaimana perjuangannya dan kalian ikuti," kata dia.

Sebagai contoh, sambung Sadulloh, menghafal Al-Qur’an sampai lancar itu butuh waktu lama, tidak bisa instan atau cepat. Beres menghafal Al-Qur’an, itu hafalan harus terus dijaga.

Baca Juga: Bercita-cita Ingin Jadi Polisi, Arul Diangkat Anak Asuh Oleh Kapolres Tasikmalya

Dan proses manjaga hafalan Al-Qur'an sampai betul-betul lancar, itu butuh waktu cukup lama. Perlu istiqomah sampai 18 atau 20 tahun.

"Kalau selesai menghafal Al-Qur’an 3 tahun, terus hafalan itu ditinggalkan, maka akan habis hafalan Al-Qur'an tersebut dan tidak akan lancar-lancar," ucap KH Sa’dulloh.

Menurut nya, Itu baru belajar ilmu menghafal Al-Qur’an saja, belum kalau ditambah belajarnya dengan ilmu-ilmu yang lainnya. Seperti ilmu fiqih, tauhid, falak nahwu, shorof.

Baca Juga: Dampak Pemberitaan Covid- 19 yang Gencar, Pusat Kota Tasikmalaya Bak Kota Mati

Kemudian ditambah ilmu umum yang lainnya. Waktu belajarnya akan membutuhkan waktu lama lagi.

"Apalagi kalau mengikuti seperti pengalamannya para kiai dan ulama zaman dulu. Sampai tua pun masih tetap berada di Pesantren belajar kepada guru-gurunya," tuturnya.

Kata dia, jika melihat anak-anak zaman sekarang, kadang-kadang baru belajar 3 tahun saja di Pesantren, sudah mau istiqomah diam di rumah.

Baca Juga: Komunitas AGC Ajak Masyarakat Tak Terpuruk oleh Covid-19

"Maunya nikah saja, berkeluarga, dan sudah menganggap selesai mencari ilmu itu," ujarnya

"Jadi saya tegaskan ulang, lanjutkan mencari ilmu. Rugi kalau mencari ilmu hanya sebentar saja. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang sukses," katanya.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler