Guru RA di Belakang DPRD Kota Tasikmalaya Terbiasa Berkelit dari Tawon, Akibat Bangunan Telah Lama Rusak

22 Maret 2022, 17:30 WIB
Kepala RA Muhammad Ramdan, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya,  Ana Yuliana SPdAUD, berdiri di ruang belajar sekolahnya, Selasa 22 Maret 2022.* /Kabar-Priangan.com/Irman Sukmana

KABAR PRIANGAN - Kualitas bangunan madrasah Raudhatul Athfal (RA) Muhammad Ramdan,  Jalan Kutaresik Jati Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, saat ini sudah sangat memprihatinkan.

Sebagian besar rangka atap bangunan yang didirikan tahun 1975 sudah lapuk. Langit-langit ruang kelas pun banyak yang bolong. Tak heran, lubang di langit-langit jadi sarang tawon.

Sehingga saat mengajar, lima orang tenaga pendidik di bangunan madrasah yang lokasinya persis di belakang Kantor DPRD Kota Tasikmalaya ini membutuhkan skill tambahan untuk menghindar dari tawon nakal yang kadang mampir.

Baca Juga: Jasanya Tak Terhingga, Pemkot Tasikmalaya Perlu Jamin Kesehatan Ribuan Guru Ngaji

"Jadi selain dituntut materi pembelajaran, jurus menghindar dari sengatan tawon juga perlu dikuasai. Namun di bangunan ini rata-rata kami sudah terbiasa berkelit atau menghindar (dari tawon)," kata Ana Yuliana SPdAUD, Kepala RA Muhammad Ramdan, Selasa 22 Maret 2022.

Menurut Ana, bangunan lusuh yang terakhir direnovasi tahun 1992 itu saat ini semakin ditinggalkan dan kini rata-rata peserta didiknya hanya 20 orang. Jumlah itu kontras dengan animo masyarakat di masa keemasannya.

Medio tahun 1980-an, jumlah murid RA yang berada di bawah Yayasan Muhammad Ramdan itu pernah mencapai di atas 70 orang. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga yang banyak mencetak para penghafal Al Qur'an terpelihara karena kualitas lulusannya itu.

Baca Juga: Amanda Manopo Sentil Syndrome Baby Blues yang Diperankannya di Sinetron Ikatan Cinta Terlalu Dipaksakan

Namun ketika bangunannya nyaris ambruk, lambat laun sekolah yang dirintis keluarga besar Muhammad Ramdan dan masyarakat setempat itu pun mulai ditinggalkan.

"Miris, setelah dua tahun bekerja disini. Banyak calon peserta didik jadi gogodeg ketika diajak orangtuanya melakukan pendaftaran. Kami hanya bisa menangis, dan itu realita yang harus kami  terima dan diupayakan untuk memperbaiki," ujar Ana.

Ketika hujan tiba pun, lanjut Ana, pembelajaran kerap dilakukan secara daring. Pihaknya khawatir, bangunan roboh menimpa peserta didik.

Baca Juga: Ria Ricis Umumkan Kehamilan Anak Pertama, Teuku Wisnu hingga Rossa Beri Ucapan Selamat

Merasa bagian dari warga di sekitar para anggota DPRD berkantor, mereka pun merajuk ke Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya pada Senin 21 Maret 2022. Saat audiensi, Ana dan rombongan diberi angin segar bahwa usulan bantuan untuk mereka akan dikawal para wakil rakyat itu.

"Ya. Pak Gilman Mawardi dan Bu Hj Elah sangat respek dan akan membantu memperjuangkan agar bantuan yang tengah kami usulkan terealisasi segera," ujar Ana yang merupakan alumni pengelola RA Jamiatul Wasilah itu.

Selama ini, ujar dia, baru Baznas Kota Tasikmalaya yang melirik dan mengucurkan bantuan. "Kalau mengandakan Biaya Operasional Pendidikan RA tidak mencukupi karena peserta didik sedikit," tutur Ana.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler