Polemik Logo 21 Tahun Kota Tasikmalaya Terus Bergulir. Bode: Ini Menjadi Pembelajaran Berharga

11 Oktober 2022, 08:14 WIB
Ketua Harian Dekranasda Kota Tasikmalaya, Apep Yousa Firmansyah /kabar-priangan.com/Erwin RW/

KABAR PRIANGAN - Polemik soal logo 21 Tahun Kota Tasikmalaya hasil karya seniman lukis Hj Rukmini Yusuf Affandi yang juga istri Wali Kota Tasikmalaya tampaknya terus bergulir.

Kendati pihak panitia telah menggelar Forum Diskusi untuk menjelaskan soal filosofi logo tersebut pada Sabtu 8 Oktober 2022, namun polemik terus bergulir di media sosial.

Ketua Harian Dekranasda Kota Tasikmalaya, Apep Yousa Firmansyah mengatakan, tujuan diadakan acara “Ngobrolin logo 21 tahun” yang digelar pada hari Sabtu lalu, guna menjelaskan bagaimana proses kreatif dalam pembuatan logo tersebut, termasuk berbagai alasannya.

Baca Juga: Logo HUT Kota Tasikmalaya ke 21 Mengundang Polemik. Rukmini: Warna Kuning Berarti Keceriaan dan Semangat

"Kami sengaja mendatangkan narsum tingkat nasional yang merupakan mentor Senior Graphic Desainer. Mereka pun pengajar di beberapa universitas yang bisa menjelaskan definisi secara operasional bagaimana cara pembuatan suatu logo," katanya, Senin 10 Oktober 2022.

"Bagaimana kriteria-kriterianya, bagaimana karakter yang harus ada di logo tersebut, dan bagaimana maknanya," sambungnya.

Disinggung banyaknya masukan mengenai logo 21 tahun itu dari berbagai elemen, menurutnya, dalam satu produk memang patut dimaklumi jika ada beberapa saran dan masukan.

Baca Juga: Ketua HNSI Kabupaten Tasikmalaya Curhat Kepada Kang Emil Soal Kondisi Dermaga Pamayangsari

"Mendapatkan tanggapan dari beberapa elemen lebih bagus. prosesnya juga secara simultan cukup baik dari sisi ruang waktu ataupun keterlibatan desainer, akademisinya, praktisinya," katanya.

Salah satu seniman yang juga akademisi, Bode Riswandi mengatakan, diskusi mengenai logo 21 tahun ini menarik sebagai ruang ekspose dan pertanggungjawaban karya yang sudah muncul ke publik.

Kebetulan karena menjadi viral di media sosial, kata dia, banyak perbincangan baik pro dan kontra, maka dibuatlah ruang pertemuan.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kapolresta Malang Kota dan Ratusan Anggotanya Bersujud Memohon Maaf Saat Apel Pagi

"Kedepannya, ini juga menjadi pembelajaran berharga, kalau yang menyangkut identitas sebuah kota yang melibatkan daya perhatian publik besar setidaknya itu menjadi ruang kajian bersama. Apakah dibuat satu tim pembentukan atau sayembara dan sebagainya, logisnya seperti itu," ungkapnya.

Melihat komentar di media sosial terkait logo 21 tahun yang lebih dari 1.000 komentar, Bode mengatakan, sebenarnya dirinya ingin berkomentar juga.

Tapi menurutnya hal itu tidak akan menjadi ruang yang positif. Kecuali dalam pertemuan yang bisa langsung berdialog, seperti diskusi terbuka.

Baca Juga: Ternyata, Ini Alasan Rizky Billar Melakukan Dugaan KDRT Kepada Lesti Kejora. Sebut-sebut Soal Talak Satu

"Memperdebatkan logo ini akan menjadi panjang, apakah harus standar KBBI misalnya? Karena ini karya seni, bisa juga out of the box. Dalam karya seni out of the box itu tidak diharamkan selagi dapat dipertanggungjawabkan," katanya.

Mengenai adanya usul agar desain logo HUT 21 tahun Kota Tasikmalaya itu dicabut, Bode justru tak setuju dengan langkah itu.

"Saya justru tak setuju dengan cara itu. Janganlah cabut logo yang sudah kadung dipamerkan di laman Kominfo Kota Tasikmalaya, tetaplah itu,” kata dia.

Baca Juga: Siswa Antusias Belajar, Meski di Kelas Darurat dari Bambu. Kadisdik: Sebanyak 876 Ruang Kelas Rusak

Karena kalau logo yang sudah diumumkan ke publik itu dicabut, akan muncul dua persoalan baru.

Pertama, kata dia, wujud konsistensi Pemkot terkait ini lemah. Yang kedua, berarti ada hal koordinasi yang tidak dijalankan dengan baik," katanya.

Dengan adanya polemik ini, menurut Bode merupakan pembelajaran sangat berharga untuk tahun berikutnya.

Baca Juga: Tim Bola Basket SDN Citapen Juarai “Yos Sudarso Basketball Exhibition 2022”. Taklukan SD BPK Penabur 38-30

“Terkait logo hal yang menjadi prinsip. Untuk itu, sediakan ruang baru bagi teman-teman desain grafis, seniman, kesenian, dan sebagainya yang aware terhadap Kota Tasikmakaya,” katanya.

"Setidaknya ada kesempatan bersama, logo ini mau apa. Ada semacam fokus grup diskusi, ada ruang-ruang kajian, mimbar-mimbar akademis, termasuk sayembara, itu jalan paling aman," katanya

"Untuk sayembara, nanti tinggal memilih siapa tim kuratornya, tim jurinya siapa. Itu akan menghindari hal-hal yang sifatnya subjektifitas," tambahnya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler