Sebagai contoh, sambung Sadulloh, menghafal Al-Qur’an sampai lancar itu butuh waktu lama, tidak bisa instan atau cepat. Beres menghafal Al-Qur’an, itu hafalan harus terus dijaga.
Baca Juga: Bercita-cita Ingin Jadi Polisi, Arul Diangkat Anak Asuh Oleh Kapolres Tasikmalya
Dan proses manjaga hafalan Al-Qur'an sampai betul-betul lancar, itu butuh waktu cukup lama. Perlu istiqomah sampai 18 atau 20 tahun.
"Kalau selesai menghafal Al-Qur’an 3 tahun, terus hafalan itu ditinggalkan, maka akan habis hafalan Al-Qur'an tersebut dan tidak akan lancar-lancar," ucap KH Sa’dulloh.
Menurut nya, Itu baru belajar ilmu menghafal Al-Qur’an saja, belum kalau ditambah belajarnya dengan ilmu-ilmu yang lainnya. Seperti ilmu fiqih, tauhid, falak nahwu, shorof.
Baca Juga: Dampak Pemberitaan Covid- 19 yang Gencar, Pusat Kota Tasikmalaya Bak Kota Mati
Kemudian ditambah ilmu umum yang lainnya. Waktu belajarnya akan membutuhkan waktu lama lagi.
"Apalagi kalau mengikuti seperti pengalamannya para kiai dan ulama zaman dulu. Sampai tua pun masih tetap berada di Pesantren belajar kepada guru-gurunya," tuturnya.
Kata dia, jika melihat anak-anak zaman sekarang, kadang-kadang baru belajar 3 tahun saja di Pesantren, sudah mau istiqomah diam di rumah.
Baca Juga: Komunitas AGC Ajak Masyarakat Tak Terpuruk oleh Covid-19