Network
KABAR PRIANGAN - Aktivitas perdagangan di kawasan kaki Gunung Cakrabuana atau di sekitar perbatasan Wado-Lemahsugih (Majalengka) terpantau sepi usai diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak 3 Juli 2021 lalu.
Sejumlah pedagang bahkan menutup tempat usahanya dalam dua hari terkahir. Namun sebagian pedagang masih ada yang tetap membuka meski konsumen sangat terbilang sepi.
"Karena terlihat lalu lintas sepi, saya lebih memilih tutup warung dulu. Nanti setelah satu minggu saya coba buka kembali," ujar Cecep salah seorang pemilik warung kecil di ruas jalan Wado-Majalengka betulan Ganjaresik, Selasa 6 Juli 2021.
Baca Juga: ASI Bisa Obati Covid-19? Ini Serangkaian Penelitian tentang ASI
Menurutnya selain terlihat sepi konsumen, dirinya juga menghormati pelaksanaan PPKM darurat yang kini sedang diprogramkan pemerintah.
"Memang saya juga kurang tahu seperti apa PPKM darurat itu. Tapi saya juga tidak mau dibilang tidak tahu aturan," katanya.
Ia mengatakan, selama tutup warung, akan bekerja dulu di kebun dan lahan garapan pertanian. Seperti di perkebunan sayuran atau perkebunan kopi.
Baca Juga: Lolos ke Final Copa America, Skuad Brasil Berjoget di Ruang Ganti
"Yang penting kami masih bisa mencari uang dari apapun yang kami kerjakan. Daripada buka warunh tapi sepi," katanya.
Salah seorang pemilik kedai kopi di Cimungkal mengakui, setelah diberlakukannya PPKM, lalu lintas dari arah Majalengka dan dari arah Wado, baik hari libur maupun hari kerja sangat sepi.
