Panglima Santri : Jangan Cap Negatif Santri dengan Perbedaan Pemahaman

- 16 September 2021, 20:26 WIB
anglima Santri Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.*
anglima Santri Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.* /Dok/

KABAR PRIANGAN - Panglima santri Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, angkat bicara terkait tayangan video berduasi 0,45 detik saat para santri penghafal Al-Quran sedang menutup telinga sambil menunggu vaksinasi karena terdengar suara musik.

Video tersebut viral setelah diunggah oleh Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono melalui akun Instagram pribadinya, dengan diberikan narasi berisi kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah.

Panglima Santri yang juga Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum langsung bereaksi keras atas unggahan tersebut.

Uu mengatakan, meminta warga negara siapapun khususnya mereka yang memiliki pengaruh, tidak mudah memberikan cap negatif kepada para santri.

Baca Juga: Ratusan Santri Pancatengah Divaksin Merdeka

Karena ujar dia, santri, tidak mau mendengarkan musik bukan berarti mereka salah didik. Ada juga yang memang santri secara kebiasaan menutup telinga ketika mendengar musik. Sehingga ujar Uu, kebiasaan itu jangan lantas dianggap tidak biasa apalagi dianggap salah didik.

"Dalam ajaran Islam itu kan terdapat banyak paham dan perbedaan secara hilapiah. Beberapa imam memang ada yang menyebutkan dalam salah satu hadits ada yang mengharamkan musik.

"Saya kira perbedaan pemahaman tersebut seharusnya dihargai oleh sesama, karena di Indonesia sendiri selama ini tetap menjunjung tinggi toleransi perbedaan," ujar Uu saat diminta tanggapannya terkait itu, Kamis, 16 September 2021.

Baca Juga: Ribuan Santri di Kabupaten Tasikmalaya Sudah Jalani Divaksinasi

Apalagi lanjut dia para santri sebagai anak bangsa, sangat berkontribusi kepada negara. Termasuk dalam memperjuangkan kemedekaan. Santri juga sangat beperan diantaranya dalam melawan penjajah.

Uu menegaskan, sepanjang perilaku para santri tidak mengganggu tatanan negara, pemerintahan dan tidak meresahkan masyarakat serta tidak melanggar norma agama, seharusnya tidak perlu dipersoalkan.

"Apalagi sikap santri menutup telinga dengan tidak memaksakan musik dihentikan, adalah sikap toleransi. Dan tolong komunitas santri jangan selalu dicap negatif maupun radikal karena mereka mampu memberikan kontribusi pada bangsa dan negara," katanya.

Apalagi tegas Uu, selama ini santri memiliki banyak berkontribusi pada negara bahkan sejak Indonesia belum lahir. Apalagi ujar dia, hingga sekarang untuk anggaran santri dari negara secara nomenklatur belum ada. Beda dengan siswa SD, SMP, SMA telah ada, tapi untuk santri tidak ada.

Baca Juga: Tongkat Kepemimpinan Danyonif Raider 323 Kostrad Beralih dari Letkol Afriandy ke Lekol Triyono 

Untuk itu selaku Panglima Santri, pihaknya meminta supaya tidak dengan mudah melabeli santri negatif. Apalagi hanya karena ada santri yang mendengar musik lantas tutup telinga terus dianggapnya salah didik, itu sangat melecehkan santri.

"Selama ini hidup santri tidak dibiayai oleh negara. Juga tidak ada santri yang demo ke DPR RI minta anggaran dari APBN sekian persen untuk para santri. Santri bisa hidup tanpa uang negara," katanya.

Sebelumnya Video viral berdurasi waktu 0,45 detik diunggah oleh politisi yang juga staf khusus Presiden Diaz Hendropriyono melalui akun Instagramnya.

Dalam tayangan itu berisi santri yang menutup telinga mendengar musik ketika hendak divaksin. Bahkan dalam video tersebut ada laki-laki dewasa menari saat mendengarkan musik.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x