"Jadi wajar, internal Unsil belum rela dinakhodai pemimpin dari eksternal yang dianggap kurang mengetahui kultur, perjuangan, sejarah dan dinamika internal Unsil secara mendalam," ujar dia.
Selama ini, lanjut Asep, Rektor Unsil juga sukses mendorong kemajuan SDM Unsil. Dalam proses pembuatan buku "Dari Perempuan Tasikmalaya untuk Perempuan Indonesia" misalnya, sebanyak 10 orang dosen bergelar doktor turut andil dalam penyusunan buku tersebut.
Baca Juga: Jelang Operasi Nataru, Kapolres dan Dishub Temukan Kendaraan tak Laik Jalan di Terminal Banjar
Buku itu yang akan diluncurkan saat peringatan Hari Ibu pada 22 Desember 2021. Fakta itu juga menggambarkan bahwa dosen internal Unsil banyak yang berkompeten.
Sehingga tak heran dukungan dari masyarakat Tasikmalaya dan civitas akademika Unsil belum mau melepas kursi pimpinan Unsil ke tangan rektor dari luar Unsil.*