Warga Kampung Tagog Sambut Ramadhan dengan Tradisi Nyekar. Sebagai Pengingat Pada Kampung Akhirat

- 2 April 2022, 09:01 WIB
Warga Kampung Tagog, Pangandaran melaksanakan Tradisi Nyekar dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan, Jumat 1 April 2022.*
Warga Kampung Tagog, Pangandaran melaksanakan Tradisi Nyekar dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan, Jumat 1 April 2022.* /kabar-priangan.com/Nishfa Farid Rijal/

KABAR PRIANGAN - Ratusan warga Kampung Tagog. Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran melakukan Tradisi Nyekar, tradisi yang lestari secara turun temurun di kampung tersebut.

Tradisi Nyekar atau ziarah kubur biasanya dilakukan oleh warga Kampung Tagog di Tempat Pemakaman Umum beberapa hari sebelum bulan Ramadhan tiba.

Untuk Ramadhan kali ini Tradisi Nyekar dilaksanakan pada hari Jumat, 1 April 2022. Dalam tradisi ini, warga Kampung Tagog akan mengunjungi makam orangtua, leluhur dan kerabat serta mendoakan mereka.

Baca Juga: Tonton Hafiz Indonesia 2022 dan MasterChef Indonesia S9. Ini Jadwal Acara RCTI Sabtu 2 April 2022

Kampung Tagog adalah kampung yang berada di Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran. Kampung Tagog ini dihuni oleh mayoritas penduduk asli warga Tagog secara turun menurun.

Kebanyakan Masyarakat Kampung Tagog adalah berprofesi sebagai nelayan dan petani lahang.

Nama Tagog berasal dari kebiasaan warga kampung tersebut yang menunggu jatuhnya daun kelapa kering sambil berjongkok. Dalam bahasa sunda, jongkok berarti nagog.

Baca Juga: Sat Narkoba Polres Tasikmalaya Kota Tangkap 8 Pengendar Narkoba. Tersangkanya, Ada Anak di Bawah Umur

Karena banyak warga kampung tersebut yang menunggu daun kelapa jatuh sambil nagog atau berjongkok, maka warga di kampung tersebut dinamai warga Tagog. Lama kelamaan, akhirnya kampung tersebut dinamai Kampung Tagog.

Tradisi Nyekar ini dihadiri oleh Kades Babakan, Undang Herdi, Ketua MUI Desa Babakan, Abdul Rozak, Ketua Pengurus Makam Karang Suci Desa Babakan, Kusnendar.

Kusnendar (46) mengatakan, lingkungan makam adalah pengingat bagi kita semua, bahwa rumah abadi kita adalah tempat ini.

Baca Juga: Ratusan Umat Muslim Pangandaran Gelar Pawai Taaruf Sambut Kehadiran Bulan Ramadhan 1443 Hijriyah

“Hanya sehelai kain putih bersama tubuh ini adalah pakaian terakhir kita,” kata Kusnendar.

Jika kita menanam biji cabe, akan muncul tanaman cabe. Jika kita menanam biji, Anggur akan muncul tanaman anggur.

“Begitupun dalam kehidupan, amal kitalah yang akan jadi buah kehidupan sekaligus hisaban di akhirat kelak,” katanya.

Baca Juga: Niat Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Tata Cara dan Waktu Pelaksanaannya

Kepala Desa Babakan Undang Herdi mengatakan, Tradisi Nyekar ini bukan sekadar program desa atau aktifitas rutin tahunan belaka.

Namun ada makna yang dikandung dalam tradisi ini bahwa dengan mengunjungi makam, akan mengingatkan kita umat yang masih hidup bahwa suatu saat nanti semua akan meninggal dunia.

“Untuk memunculkan kesadaran ingat kampung akhirat. Ibarat mudik, inilah miniatur mudik ruhani,” kata Herdi.

Baca Juga: Di Keusik Luhur Pangandaran Hilal Tidak Terlihat. Ini Penjelasan Perukyat dari Kemenag Jabar

Dalam kegiata Tradisi Nyakar tersebut, selain mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia, warga Kampung Tagog pun membersihkan makam keluarganya masing-masing.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x