Bahkan dalam tubuh anggota polisi itu, kata dia, tidak ditemukan tanda kekerasan apapun yang menyebakan kematian.
Untuk lebam pada bagian wajah, leher yang berwarna keunguan, kata Rimsyah, itu disebabkan karena hipoksia atau kekurangan oksigen.
Pihaknya memilih otopsi dilakukan di RSUD Garut karena dr Fahmi yang merupakan dokter ahli forensik tersebut pada hari Senin praktiknya di Garut.
Baca Juga: Teja Menepi karena Cedera, Optimisme Robert Alberts dan Harapan I Made Wirawan
Sementara untuk praktek di Tasikmalaya sendiri bisanya pada hari Selasa. Sehingga agar lebih cepat mengetahui penyebab kematian Bripka Iwan, maka proses otopsi digeser ke Garut.
Rimsyahtono menyimpulkan, anggota Polsek Singaparna yang semula diindikasi meninggal dunia tidak wajar itu, kini diketahui meninggal karena penyakit.
Hal inipun telah diterima oleh istri dan anggota keluarga Bripka Iwan Suhendar.
"Meskipun begitu, bila ada keterangan lain, kami akan tetap tampung dan anggota terus mencari informasi di lapangan," jelas dia.***