Unjuk Rasa Kenaikan Harga BBM Terus Berlangsung di Ciamis, Pesantren Kelabakan, Orangtua Santri Terbebani

- 15 September 2022, 22:10 WIB
Ratusan warga melakukan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Ciamis, Kamis 15 September 2022. Aksi massa sempat memanas karena anggota DPRD Ciamis tak kunjung keluar dari gedung tersebut.*
Ratusan warga melakukan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Ciamis, Kamis 15 September 2022. Aksi massa sempat memanas karena anggota DPRD Ciamis tak kunjung keluar dari gedung tersebut.* /Kabar-Priangan.com/Endang SB

KABAR PRIANGAN - Setelah pekan lalu massa dari berbagai lembaga mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Ciamis Melawan (ACM) melakukan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Ciamis, Jalan Ir H Juanda, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis,

aksi serupa giliran dilakukan oleh massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Peduli Rakyat (GRPR) Ciamis. Lokasi aksi sama yakni halaman gedung wakil rakyat tersebut.

Aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dimulai pukul 09.00 WIB, Kamis 15 September 2022, diikuti ratusan orang dari gabungan elemen masyarakat Ciamis.

Baca Juga: Ruko yang Kebakaran di Pasar Cikurubuk Ternyata Gudang Penyimpanan Beras Bansos

Dalam aksi ini, massa aksi mendesak Bupati Ciamis dan semua perwakilan partai atau fraksi yang ada di DPRD Ciamis untuk menandatangani dukungan menolak kenaikan harga BBM.

Aksi massa sempat memanas karena anggota DPRD Ciamis tak kunjung keluar dari gedung tersebut. Massa pun sempat memanjat pagar merangsek masuk gedung melakukan sweeping ke ruang-ruang fraksi. Namun massa aksi kembali tenang setelah Ketua dan Wakil ketua DPRD Ciamis menemui peserta aksi.

Korlap Aksi Gerakan Rakyat Peduli Rakyat KH Wawan Abdul Malik Marwan, mengatakan masyarakat Kabupaten Ciamis menolak kenaikan harga BBM karena membuat rakyat semakin sengsara. Pihaknya meminta agar pemerintah menurunkan kembali harga BBM.

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsak di Wilayah Priangan Timur, Jumat 16 September 2022

“Kenaikan BBM jelas sangat menyengsarakan rakyat. Dampaknya, semua barang harganya menjadi naik, makanan pokok, kebutuhan pokok, kami dari pesantren juga kelabakan, orangtua yang memberikan bekal untuk santri merasa terbebani,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x