Tradisi Nyuguh Digelar di Kampung Adat Kuta Ciamis, Saling Berbagi Hasil Bumi dalam Kebersamaan

- 22 September 2022, 21:31 WIB
Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Seni Buhun Kampung Kuta sedang memainkan Seni Gondang dalam acara tradisi Nyuguh.*
Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Seni Buhun Kampung Kuta sedang memainkan Seni Gondang dalam acara tradisi Nyuguh.* /Kabar-Priangan.com/Endang SB

KABAR PRIANGAN - Pada Bulan Safar akhir atau menjelang Bulan Rabiul Awal (Maulud) warga Kampung Adat Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, biasa menggelar tradisi Nyuguh atau Hajat Bumi.

Ratusan warga, pelajar dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ciamis serta para budayawan mengikuti tradisi Nyuguh yang digelar di pusat kampung, Kamis 22 September 2022.

Kegiatan Nyuguh tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra, perwakilan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Kepala Balai Pelestarian Jawa Barat, Dandim 0613/Ciamis, Kepala Disbudpora Ciamis serta tokoh agama dan masyarakat.

Baca Juga: Khaisya, Bocah 6 Tahun Warga Sukawening Cipaku Ciamis Menderita Penyakit Langka, Butuh Uluran Tangan Dermawan

Tradisi Nyuguh telah digelar sejak dulu secara turun-temurun sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas rezeki yang telah dilimpahkan.

Rangkaian tradisi dimulai dengan pembukaan. Lalu berbagai pergelaran seni ditampilkan di antaranya paduan suara, Ronggeng, Seni Ibing, Gondang Buhun yang merupakan kesenian asli Kampung Kuta, serta Gembyung.

Puncak tradisi adalah mengarak dongdang atau tandu yang berisi makanan khas seperti ketupat dan sejenisnya hasil dari bumi seperti umbi-umbian di sekitar kampung. Diakhiri dengan doa bersama, masyarakat memanjatkan rasa syukur serta makan bersama.

Baca Juga: Korban Penyerangan dalam Angkot di Tanjungsari Sumedang Tewas, Kondisinya Sedang Hamil

Tradisi Nyuguh ini sebagai bentuk melestarikan warisan leluhur. Di Kabupaten Ciamis banyak tradisi tahunan yang sering dilaksanakan. Tradisi lainnya diantaranya Nyangku di Panjalu, Nyiar Lumar di Kawali, dan Ngikis di Karangkamulyan.

Nyuguh memiiki hikmah menjaga budaya warisan dan alam yang ada di Kampung Kuta. Tradisi tersebut telah berlangsung secara turun temurun dari nenek moyang Kampung Adat Kuta.

"Upacara adat ini sudah dilangsungkan sejak dulu, sejak zaman nenek moyang, tentunya sebagai penerus wajib melestarikan tradisi ini jangan sampai hilang dan terlupakan," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis Erwan Darmawan.

Baca Juga: Undang Menitikan Air Mata saat Kapolres dan Wabup Garut Letakan Batu Pertama

Menurut Erwan, Nyuguh mengadung filosofi dan makna yang dapat diambil. Selain menjaga dan melestarikan tradisi leluhur, juga dalam menyambut Maulid Nabi, sebagai sarana silaturahmi antarwarga dan tolak bala.

"Banyak hikmah yang dapat diambil dari Nyuguh ini, masyarakat membawa berbagai hasil bumi kemudian berdoa bersama. Setelah itu makan bersama saling berbagi, di situlah letak kebersamaan yang terus kita jaga sampai sekarang," ucap Erwan.

Sementara itu, Wakil Bupati Yana D Putra, menyampaikan, Kabupaten Ciamis sangat kaya budaya leluhur, baik warisan budaya benda maupun warisan budaya tak benda.

Baca Juga: Berawal dari Mati Lampu, Rumah Warga Tanjungsari Rajadesa Ciamis Ludes Kebakaran, Pemilik Terpaksa Mengungsi

"Ciamis kaya dengan warisan budaya, Kepala Disbudpora sudah melakukan riset sekarang sudah ada 1.000 lebih situs warisan budaya benda maupun tak benda," ucapnya.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x