KABAR PRIANGAN – Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya pada tahun 2022 sangat tinggi. Tercatat sampai hari ini pada situs sidbd.tasikmalayakota.go.id, jumlah kasus DBD sebanyak 1.625 kejadian dan 25 orang meninggal dunia.
Sedangkan di wilayah Kecamatan Indihiang tercatat 132 kasus, 86 kasus diantaranya terjadi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Indihiang. Berdasarkan kepada Surat Edaran Wali Kota Tasikmalaya Nomor 441.5/S.E.081-DINKES/2022 tentang kewaspadaan peningkatan kasus DBD,
diperlukan langkah langkah kesiapsiagaan dalam mencegah atau mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus atau kejadian luar biasa (KLB) DBD yang berlaku untuk seluruh jajaran pemerintah daerah, kecamatan dan kelurahan di Kota Tasikmalaya.
Menyikapi hal tersebut, jajaran Pemerintah Kecamatan Indihiang bekeja sama dengan UPTD Puskesmas Indihiang menyusun gerakan bersama membangun kemandirian masyarakat sebagai bentuk upaya pencegahan atau antisipasi kejadian DBD.
Hal itu merupakan bagian dari inovasi Puskesmas Indihang yang dapat juga disebut Gerakan SiCantik (Siap Cegah/Antisipasi Jentik) DBD.
Dengan kegiatan ini diharapkan memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan perilaku masyarakat sehingga terbangun kemandirian disetiap keluarga untuk melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar rumah masing-masing.
Kemandirian tersebut akan dipantau dengan melibatkan kader Sicantik DBD di wilayah masing-masing, sampai masyarakat terbiasa atau konsisten melakukan kegiatan PSN secara mandiri.
Harapan tersebut disampaikan oleh Camat Indihiang Nanang Iskandar saat kunjungan kerja diwilayah Kampung Bojongkupa Kelurahan Sukamaju Kaler.
"Upaya membangun kemandirian masyarakat dalam melakukan kegiatan PSN diharapkan dapat mencegah kasus DBD di wilayah Kecamatan Indihiang, kegiatan ini diharapkan dapat terus dipantau pelaksanaanya oleh pihak kelurahan, RW dan RT sampai masyarakat terbiasa melakukan PSN," ujarnya.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Kepala UPTD Puskesmas Indihiang dr Dewi Puspa serta pihak Kelurahan Sukamaju kaler sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat.
Ditegaskan bahwa langkah penting dalam menekan angka kejadian kasus DBD adalah dengan menghilangkan sumber pembawa (vektor) penyakit DBD yaitu nyamuk aedes aigepty di lingkungan sekitar. "Karena itu penting sekali jika dalam suatu wilayah nihil angka bebas jentiknya," ujar Dewi.
Dewi menyebutkan, keberadaan kader SiCantik DBD di setiap kelurahan, baik tingkat RW atau RT diharapkan mampu menjadi teladan bagi masyarakat sekitar untuk senantiasa terbiasa menjalankan kegiatan PSN di lingkungan rumah masing-masing, sehingga tercipta juru pemantau jentik (Jumantik) di setiap rumah tersebut.
Baca Juga: Musda MUI Ciamis Dibuka, Diwarnai Aksi Santri Moderat Ciamis di Depan Bupati
“Petugas Puskesmas Indihiang terutama programer DBD kami, senantiasa memberikan penguatan terhadap seluruh kader SiCantik DBD dan masyarakat,
baik itu berupa edukasi tentang bahaya DBD sampai pendistribusian cairan pemberantas jentik nyamuk pada wilayah dengan temuan jentik nyamuk.
Semoga hal ini memberikan dampak signifikan dalam mencegah kejadian kasus DBD di wilayah UPTD Puskesmas Indihiang Kota Tasikmalaya,” ujar Dewi. (Yus)*