Hadapi Pemanasan Global KCD Pendidikan VIII Jabar Inisiasi Pengayaan Sumber Oksigen di Sumedang

- 15 November 2022, 07:53 WIB
Kepala KCD Wilayah VIII Dahyar mengatakan untuk menghadapi pemanasan global KCD Pendidikan VIII Jabar menginisiasi "pabrik oksigen" melalui penanaman pohon di setiap sekolah.
Kepala KCD Wilayah VIII Dahyar mengatakan untuk menghadapi pemanasan global KCD Pendidikan VIII Jabar menginisiasi "pabrik oksigen" melalui penanaman pohon di setiap sekolah. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN  - Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VIII Jawa Barat menginisiasi kegiatan pengayaan sumber oksigen di lingkungan melalui program penanaman pohon di lingkungan sekolah.

"Kami paham betul  pemanasan global atau global warming merupakan tantangan nyata yang harus diatasi bersama. Salah satu upaya menangkal pemanasan global akan digaungkan penanaman pohon di SMA, SMK dan SLB. 

Kepala KCD Wilayah VIII Jabar Dahyar mengatakan, saat ini terdapat satu sekolah yang telah menjadi pilot project, yaitu di SLB Negeri Pembina Sumedang.

Baca Juga: BKPSDM Kabupaten Sumedang Luncurkan Aplikasi Maksiti

"Nanti di akhir tahun, akan lebih masif. Karena setiap SMA, SMK dan SLB di KCD VIII akan menaman pohon sebagai upaya menyikapi tantangan, khususnya dari fenomena global warming," ucapnya, Senin 14 November 2022.

Dahyar memaparkan, sedikitnya ada 442 satuan pendidikan yang berada di lingkungan KCD Wilayah VIII Jabar. Jumlah tersebut terbagi dari 288 sekolah di Kabupaten Bandung dan 32 sekolah di Kabupaten Sumedang. 

Adapun formasinya, terdiri dari 34 SMAN, 18 SMKN, 6 SLBN, 104 SMA Swasta, 206 SMK Swasta dan 74 SLB Swasta. 

Baca Juga: Jalan Penghubung Dua Kecamatan di Sumedang Ambles, Roda 4 Dilarang Melintas

Maka, kata dia, dengan setiap sekolah menanam lima pohon saja, dapat membawa pengaruh yang baik. Minimal untuk warga sekolah itu sendiri dan tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat di sekitar sekolah.

“Dengan adanya gaya hidup yang terus berkembang mengikuti zaman, rasanya karbondioksida merupakan racun yang tidak terhindarkan. Dengan menanam satu pohon saja, kita dapat membantu terjadinya pencemaran lingkungan,” ujarnya.

Ide awal menghadirkan "pabrik oksigen" ini, diawali dengan adanya sejumlah tantangan yang mesti dihadapi. Di mana salah satunya, yaitu terkait pemanasan global. 

Baca Juga: Arena Fun Offroad Kamar Kaca Cisoka, Tawarkan Keindahan Perkebunan Teh di Sumedang

Dahyar menilai, bilamana oksigen semakin menipis maka bumi akan dipenuhi oleh CO2 yang memiliki sifat menaikan suhu bumi. Karena itu, pihaknya merasa perlu turut andil dalam mengantisipasi dengan menginisiasi "pabrik oksigen" di sekolah-sekolah. 

“Selain untuk penghijauan, kegiatan tanam pohon ini juga berfungsi sebagai produsen oksigen. Karena pohon menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis," katanya. 

Dahyar memastikan, upaya menghadirkan "pabrik oksigen" di setiap sekolah ini tidak mengandalkan APBD. Melainkan atas keinginan dari masing-masing sekolah yang tidak keberatan untuk merogoh kocek pribadi. 

Baca Juga: KPU Sumedang Ajak Berbagai Kalangan Sosialisasikan Tahapan Pemilu 2024

"Dan tidak menutup kemungkinan bilamana nanti bekerjasama dengan pihak yang akan menyediakan pohon itu, seperti dinas dinas terkait dan yang lainnya," katanya.

Untuk jumlah dan jenis pohon di setiap sekolah, disesuaikan dengan lahan yang tersedia di sekolah tersebut. Bilamana ada sekolah yang tidak memiliki lahan, menurut dia, ada sejumlah solusi untuk tetap mengikuti gerakan ini. 

"Jika di sekolah tersebut tidak memiliki tanah atau lahan terbuka, bisa saja solusinya dengan menggunakan pot, polybag dan yang lainnya. Kalau untuk jenis pohonnya itu buah-buahan, seperti mangga dan yang lainnya," katanya.

Baca Juga: Dua Medali Emas Pertama Porprov 2022 untuk Kabupaten Sumedang Diraih dari Balap Sepeda

Sementara itu, Plt. Kepala Sekolah SLB Negeri Pembina Isaris Arwianti mengatakan "pabrik oksigen" yang berada di sekolahnya ditanam pada lahan seluas 3 hektare. Dia menyebut saat ini sudah ada sekitar 600 pohon buah-buahan yang telah ditanam di lahan kosong yang sebelumnya banyak ditumbuhi rumput dan ilalang hingga setinggi atap rumah. 

Menurut Isaris, jika  program ini dilakukan di seluruh sekolah yang berada di lingkungan KCD Pendidikan Wilayah VIII Jabar, terutama di SLB maka akan menjadikan SLB kian berkembang. Apalagi jika nantinya dilaksanakan di seluruh sekolah yang ada di Jabar. 

Hadirnya "pabrik oksigen" juga, menurut dia, cocok diterapkan di SLB sebagai perwujudan kurikulum merdeka. Terlebih dalam kurikulum merdeka ada yang dinamakan kurikuler untuk mengembangkan pengetahuan siswa di luar jam pelajaran.***

 

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah