Bila tingkat penerimaannya bagus tentu peluang figur tersebut dapat elektabilitas tinggi cukup terbuka. Hal lain yang perlu jadi perhatian kandidat adalah ketersediaan finansial.
Baca Juga: Gempa Hari Ini di Pangandaran Magnitudo Update 4,2 Dirasakan hingga Tasikmalaya
"Maaf ya, masyarakat kita ini banyak yang masih buta politik. Mereka juga tak tahu untuk apa memilih pemimpin sehingga mudah diprovokasi hingga mudah dipengaruhi politik transaksional seperti yang terjadi dalam Pilpres dan Pileg 2024 yang baru selesai digelar," katanya.
Masyarakat memilih karena karena faktor 'supply dan demand'. Artinya Satu pihak punya nilai rupiah yang siap dikucurkan satu pihak punya kebutuhan. "Nah Itulah masyarakat kita , itu budaya kita , itu wajah kita, dan itu nasib demokrasi kita. Wallohu a'lam," kata dia.
Akademisi dari STIA Priatim Dr Basuki Rahmat justru mendorong para ulama untuk mengawal kinerja pemerintahan yang berjalan nanti.
"Saya justru berharap para ulama tetap memposisikan diri sebagai garda terdepan dalam menjaga moral umat dalam kapasitas selaku ulama yang eksis memberi arahan dan tuntunan untuk perbaikan," kata Uki.***