KABAR PRIANGAN - Keberadaan media sosial saat ini tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat baik tua maupun muda hampir di seluruh dunia.
Perkembangan teknologi informasi seiring dengan maraknya platform media sosial semakin mendukung pesatnya pergerakan informasi yang beredar di masyarakat.
Media sosial bisa menjadi salah satu cara untuk tetap berhubungan dengan teman, saudara dan kerabat yang tinggal jauh.
Namun, media sosial juga bisa menjadi pemecah pertemanan jika tidak digunakan dengan sopan.
Banyak contoh perselisihan dan pertengkaran yang muncul di antara anak negeri karena tidak ada kontrol terhadap media sosial.
Keberadaan media sosial sebagai ikatan silaturahmi pada dasarnya perlu diperkuat, agar tidak selalu lari saat menyampaikan pendapat.
Islam sebagai agama mengarahkan manusia untuk selalu mengutamakan amal dalam segala bidang kehidupan.
Demikian pula, Islam mendukungnya di media sosial, memperhatikan etika dan moralitas.
Berikut beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media sosial:
1. Gunakan sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan.
Penyebaran informasi di jejaring sosial kurang lebih menggambarkan kejelasan moral pengarang.
Mereka yang memiliki visi menyebarkan manfaat melalui tulisan dan berpikiran terbuka tidak akan terburu-buru mengunduh berita.
Ladang pendapatan benar-benar mengalir ketika semua yang dimuat berisikan harta islami dan menebar keuntungan.
2. Periksa dan verifikasi sebelum membuat pernyataan.
Jika tujuan berita yang ditayangkan hanya untuk mencari popularitas atau istilah kerennya "kesejahteraan", tanpa memperhatikan kebenaran dan fitnah yang ditimbulkannya, ini bisa menjadi awal dari kesalahpahaman.
Penipuan merajalela, bahkan pencemaran nama baik dan perundungan dengan tulisan pun bisa terjadi di media sosial karena asal usul unduhannya.
Itulah sebabnya seseorang harus mencari kebenaran sebelum menyebarkan berita.
3. Perlu dipahami bahwa media sosial atau dunia maya sama dengan dunia nyata.
Karena kepemilikan akun dapat dilacak di dunia maya saat ini, jejak digital juga akan dilacak di masa mendatang, jadi berhati-hatilah untuk tidak meremehkan dunia maya.
Menyapa di media sosial dan mengomentari pendapat atau perilaku seseorang sama saja dengan menyapa di dunia nyata.
Baca Juga: Sabtu Siang hingga Sore Ini, Seremoni Penutupan Porprov Jabar 2022 Digelar di Taman Raflesia Alun-alun Ciamis
4. Mengingat catatan semua perbuatan.
Menyadari sepenuhnya adanya perhitungan atau perhitungan dari setiap detail yang kita lakukan, kita bisa menjadi manajer utama manajemen operasional.
Di akhir kehidupan duniawi datang kiamat, yang menyadarkan manusia akan batas usianya.
Keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan menjadi titik penentu eksistensi manusia di akhirat: surga atau neraka.
Penggunaan media sosial juga harus diperhatikan, karena apapun yang kita lakukan dengan media sosial, amal pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawaban.
5. Perasaan bahwa malaikat yang diutus Tuhan sedang mengawasi.
Perasaan bahwa malaikat yang diutus oleh Tuhan selalu mengawasi Anda dari bahu kanan dan kiri Anda seharusnya membuat tubuh dan pikiran Anda berpikir sebelum bertindak.
Baca Juga: Jalan Desa di Garut Ambrol, Hasil Pertanian Tidak Bisa Dipasarkan
Begitu pula dengan aktivitas di media sosial. Tulisan, tweet, unggahan, dan komentar kami di media sosial juga akan dimintai pertanggungjawaban.
6. Dengan hormat tanpa menunjukkan Riya
Jadikan misi Anda untuk meraih ridha Allah tanpa menunggu pujian publik dari manusia.
Tugas atau niat terjadi hanya satu arah, yaitu menuju kejujuran kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Baca Juga: Duet Ayah-Anak Sumbang Empat Medali untuk Kota Tasikmalaya dari Cabor Gantole
Tidak ada yang bisa melihat, apalagi menilai, niat siapa pun. Ini adalah dasar untuk membuat semuanya positif di media sosial juga.
Dengan memperhatikan enam etika dalam menggunakan media sosial, diharapkan akan lahir persaudaraan, meski hanya di dunia maya.***