KABAR PRIANGAN - Salah satu ajaran moral dalam Tasawuf, zuhud adalah sikap ketidak melekatan pada segala aspek kenikmatan duniawi dan melepaskan hati dari cengkeraman kesenangan duniawi.
Hal ini bukan berarti harus meninggalkan gemerlapnya kesenangan duniawi, namun membebaskan diri dari keterikatan terhadap dunia, artinya urusan dunia bukan menjadi tujuan hidup yang utama.
Dari segi bahasa, zuhud berasal dari bahasa Arab yang artinya tidak mengharapkan terhadap sesuatu. Sedangkan secara definisi, zuhud adalah sikap dalam menjaga diri dari ketergantungan duniawi, sehingga hanya fokus pada urusan akhirat.
Baca Juga: Ingin Melaju ke Babak Selanjutnya, Beckham: Tuan Rumah Modal Bagus buat Persib
Allah akan meridhoi hambaNya yang mengutamakan urusan akhirat daripada urusan dunia, tapi tidak berarti meninggalkan semua urusan dunia dan hanya melakukan ibadah tanpa ikhtiar.
Urusan dunia tetap harus dilakukan untuk menghidupi diri dan keluarga serta kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya dan dalam melaksanakan itu semua dilakukan semata-mata hanya bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk mendapatkan keridhoan-Nya.
Dalam Al-Qurān Allah berfirman, “Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’laa : 16-17)
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman, “Kalian menghendaki perbendaharaan dunia padahal Allah menghendaki akhirat.” (QS. Al-Anfal : 67)
Dalam ayat lain, “Katakanlah, bahwasanya perhiasan dunia itu sedikit dan akhirat lebih baik bagi yang bertakwa.” (QS. An-Nisaa : 77)
Dalam hadis Rasulullah bersabda, “Dua rakaat yang dikerjakan sebelum (qabliyyah) salat Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Musim,)
Maksud dari hadis ini adalah bahwa ganjaran yang Allah siapkan di akhirat kelak bagi yang melaksanakan salat 2 rakaat sebelum salat Shubuh, lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Dalam hadis yang lain Rasulullāh SAW bersabda, “Seandainya dunia itu nilainya di sisi Allah seperti sayap seekor nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberikan minuman kepada seorang kafir.” (HR. Tirmidzi)
Karena dunia tidak ada nilainya di sisi Allah, maka Allah berikan juga kepada orang kafir. Seandainya dunia itu bernilai, maka Allah tidak akan memberikan sama sekali kepada orang kafir dan akan Allah hanya akan memberikan khusus bagi orang beriman dan bertaqwa.
Kenyataannya, Allah memberikan dunia kepada orang kafir sebagaimana juga Allah berikan dunia kepada orang mukmin.
Keutamaan zuhud adalah memiliki posisi paling utama setelah bertakwa kepada Allah SWT, alasannya zuhud menjadikan seseorang mencintai Allah dengan segenap hatinya.
Dalam hadis riwayat Ibn Majah, Rasulullah SAW bersabda, "Zuhudiah apa yang ada di sisi manusia, maka Allah akan mencintaimu, dan zuhudiah apa yang ada di sisi manusia, maka manusia akan mencintaimu."
Adapun, tanda sifat zuhud pada manusia adalah tidak adanya rasa tamak pada harta orang lain dan justru suka memberi kepada orang lain.***